INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) kembali kukuhkan Guru Besar. Total kini sudah 18 Guru Besar yang mengabdi di kampus tersebut.
Rektor UAJY Dr. G. Sri Nurhartanto, S.H., LL.M mengharapkan, keberadaan Guru Besar dapat jadi lokomotif civitas akademik lain di UAJY.
“Penarik bagi junior sehingga para junior segera menyusul menjadi Guru Besar,” ujarnya dalam acara Pidato Pengukuhan Guru Besar Prof. Ir. A.Y. Harijanto Setiawan, M.Eng., Ph.D. Senin(29/4/2024).
Oleh sebab itu, Sri Nurhartanto mengatakan, UAJY berbahagia atas pengukuhan Guru Besar Prof. Ir. A.Y. Harijanto Setiawan, M.Eng., Ph.D.
“Mudah-mudahan segera menyusul dan akan bertambah. Kalau tidak salah menurut catatan kami ada 3 yang menunggu prosesnya di rektorat jendral tinggi di Kemendikbud Ristek,” bebernya.
Guru Besar, kata Sri Nurhartanto, merupakan pencapaian tertinggi dalam jabatan akademik. Selain itu, juga menambah bobot UAJY.
“Kami harap, pencapaian Guru Besar tidak berhenti. Kami di universitas memohon agar para guru besar terus berkarya. Terutama sebagai pengungkit untuk meningkatkan kualitas prodi-prodinya. Termasuk bagaimana guru besar menjadi lokomotif,” ucapnya.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Ir. A.Y. Harijanto Setiawan, M.Eng., Ph.D. mengulas tentang Corporate Entrepreneurship sebagai Pendukung Keberhasilan Bisnis Kontraktor.
Menurut Harijanto, industri konstruksi merupakan industri yang mendorong kemapanan sosial dan ekonomi suatu negara. Hal ini dikarenakan industri konstruksi merupakan industri yang bertanggung jawab atas penyediaan dan pemeliharaan aset fisik yang bermanfaat untuk mencapai tujuan sosial dan ekonomi. Peran penting industri konstruksi ini makin meningkat pada kebanyakan negara yang sedang berkembang pesat.
“Seperti halnya negara berkembang lainnya, industri konstruksi di Indonesia juga mempunyai peran penting dalam mendukung perkembangan ekonomi, masyarakat dan budaya bangsa,” sebutnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, Gross Domestic Products (GDP) industri konstruksi di Indonesia sejak tahun 2019 hingga 2022 memberi kontribusi sekitar 10% terhadap total GDP, selain itu BPS juga mencatat dari tahun 2020 hingga 2022, nilai konstruksi yang diselesaikan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menjadikan industri konstruksi merupakan industri yang menarik dan menjanjikan di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, peran industri konstruksi di Indonesia semakin nyata dan meningkat karena dipicu oleh pembangunan di Ibukota Nusantara (IKN) yang dibangun dengan konsep kota cerdas. Pembangunan IKN telah dimulai sejak Juli 2022 di pantai Timur pulau Kalimantan.
Di Indonesia, Undang-undang Republik Indonesia No 2 tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi, membedakan jenis usaha jasa konstruksi menjadi tiga tipe yaitu
a. usaha jasa Konsultansi Konstruksi;
b. usaha Pekerjaan Konstruksi; dan
c. usaha Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi yang merupakan gabungan antara Pekerjaan Konstruksi dan jasa Konsultansi Konstruksi.
“Di antara tiga tipe usaha jasa konstruksi ini, usaha yang terkait Pekerjaan Konstruksi atau kontraktor menjalankan kegiatannya secara unik,” ujarnya.
Kontraktor adalah perusahaan berbasis proyek atau project-based firms (PBFs) yang ditandai dengan organisasi proyek yang sifatnya sementara di dalam organisasi perusahaan yang bersifat tetap. Dalam menjalankan kegiatannya, kontraktor harus mengelola baik bisnis yang bersifat tetap maupun proyek yang bersifat sementara dan unik.
Volpe and Volpe (1991) mengidentifikasi dua tantangan utama yang harus diselesaikan untuk mencapai keberhasilan bisnis kontraktor, yaitu: memenangkan persaingan untuk mendapatkan proyek dan menyelesaikan proyek dengan sukses.
“Proyek dianggap sementara karena hasilnya adalah produk akhir yang unik dalam fungsi, penampilan maupun lokasi,” ucapnya.
Oleh karenanya, proyek mempunyai desain yang spesifik dan diselesaikan dengan metode konstruksi yang spesifik juga, dalam rangka memenuhi kebutuhan klien. Untuk sukses menyelesaikan proyek, kontraktor menghadapi tantangan khusus, seperti menjaga hubungan baik dengan klien yang secara aktif terlibat dalam proses konstruksi, dan membawa berbagai pihak yang beragam dan berbeda untukmencapai satu tujuan, yaitu penyelesaian proyek secara sukses.
Di sisi lain, kontraktor merupakan perusahaan dalam lingkungan persaingan yang tinggi, risiko yang tinggi dan kebutuhan inovasi yang tinggi. Walaupun demikian, Chinowsky (2001) menunjukkan bahwa kontraktor dalam beberapa hal cenderung mengaplikasikan gaya manajemen yang konvensional pada bisnisnya, padahal untuk mencapai keberhasilan jangka panjang, kontraktor harus mengimplementasikan konsep strategis yang tepat yang melibatkan kebaruan dan inovasi.
Permasalahan muncul pada industri kontruksi di Indonesia dikarenakan ketidak-siapan perusahaan konstruksi, termasuk kontraktor untuk menghadapi kondisi terkini dan prospek ke depan. BPS Indonesia melaporkan pada tahun 2023 jumlah kontraktor di Indonesia tercatat sejumlah 190.677.
Di antara jumlah ini, hanya sekitar 1% adalah kontraktor kelas besar, sisanya adalah kelas kecil (75,34%), kelas menengah (13,74%) dan non-kualifikasi (9,9%). Mempertimbangkan sifat dan tantangan khusus dari bisnis kontraktor secara umum dan situasi khusus dari industri konstruksi di Indonesia, maka upaya strategis perlu dilaksanakan oleh kontraktor di Indonesia dalam rangka meningkatkan kinerja dan daya saingnya.
Dalam beberapa dekade terakhir, kewirausahaan telah menjadi populer, fenomenal dan dibicarakan di antara orang seluruh dunia, kewirausahaan dipertimbangkan sebagai penggerak penting untuk keberhasilan bisnis. Banyak praktisi dan cendekiawan telah mempertimbangkan kewirausahaan sebagai masalah penting yang perlu mendapat perhatian serius dan mendalam.
Akibatnya, berbagai upaya penelitian pada kewirausahaan telah berkembang dengan cepat dan berubah secara signifikan serta tersebar secara luas dalam berbagai disiplin seperti sejarah, manajemen, psikologi, sosiologi dan ekonomi,” sebutnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko/Elis