INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Petani di Kapanewon Sanden dan Srandakan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mendapati kompos campur sampah plastik.
Merasa resah, kompos dapat merusak tanduran, akhirnya produk yang dikirim oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta itu pun dibuang.
Total ada sebanyak 16 truk kompos yang ditemukan tercampur dengan sampah plastik. Dengan rincian 10 truk pupuk didropping di Kapanewon Sanden dan enam truk pupuk didropping di Kapanewon Srandakan.
Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan DLH Kota Yogyakarta Ahmad Haryoko mengkonfirmasi, pihaknya mengirim produk kompos untuk petani di Sanden dan Srandakan. Namun, dia menegaskan kerja sama ini tidak melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul. Melainkan, berdasar kesepakatan DLH Kota Yogyakarta dan antarkelompok tani.
“Mboten (bukan kerja sama antara Pemkab Bantul dengan Pemkot Kota Yogyakarta). Itu secara pribadi, secara kelompok. Jadi ada kelompok tani di sana, ada juga yang secara pribadi minta untuk dikirimi kompos, untuk bahan kompos,” ujarnya di Gedung pertemuan Diskominfo Kota Yogyakarta pada wartawan, Rabu (3/7/2024).
Terkait dengan ditemukannya kompos bercampur sampah plastik, Haryoko pun mengkonfirmasi bahwa hal itu merupakan miskomunikasi di lapangan.
Haryoko menjelaskan, kendaraan yang mengangkut material kompos bercampur sampah ke Bantul saat itu berjenis compactor. Sehingga, dari luar tidak terlihat material yang diangkut dari compactor tersebut.
Pihak DLH Kota Yogyakarta, kata Haryoko, pun mengira material yang dikirim adalah bubur sampah yang seperti biasa dikirim ke Bantul. Sebab biasanya, material yang diangkut ke Bantul diambil setelah melewati proses pemilahan dengan mesin gibrig. Alat tersebut memisahkan antara sampah organik dan anorganik.
“Nah kemarin yang dikirim ternyata campur dengan plastik itu. Tapi itu udah terolah, cuma kan berasal dari mesin RDF. Kalau yang biasa dikirim ke Bantul kan berasal dari mesin gibrig,” kata dia.
Guna mengatasi masalah ini, DLH Kota Yogyakarta akan mengambil kembali kompos campur sampah plastik tersebut.
“Sudah diweling (diingatkan) sama yang punya sawah ‘Pak keliru ini ngirimnya, kok campur gitu’. ‘O ya pak, besok diambil.’ Sudah konfirmasi kami untuk diminta evakuasi, minta dikembalikan,” beber Haryoko.
Panewu Sanden, Deni Ngajis Hartono, berujar, pihaknya sudah melakukan pengecekan di tempat dropping pupuk tersebut yakni di barat Pantai Goa Cemara Sanden.
Hasilnya, memang benar, masih banyak pupuk yang belum terolah secara maksimal.
“Atas izin dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, saya sudah konfirmasi ke DLH Kota Yogya dan saya minta tolong kepada DLH Kota Yogya untuk diambil kembali,” tuturnya.
Pihak DLH Kota Yogya, ucap Deni, bakal menindaklanjuti hal tersebut. Namun, pihaknya belum mengetahui kapan pupuk yang belum terolah maksimal itu diambil kembali oleh DLH Kota Yogya.
“Saya berharap agar kejadian itu tidak terulang kembali, setidaknya perlu ada komunikasi,” ucapnya.
Sebab, pihaknya baru mengetahui kejadian itu saat mendapatkan informasi dari masyarakat.
Bahkan, kata Deni, DLH Kabupaten Bantul juga tidak dapat informasi terkait pengiriman pupuk tersebut.
“Jadi, mungkin sebelum didropping, salah satu petugas dari DLH Kota Yogya sempat menawarkan pupuk itu kepada masyarakat kami. Karena tertarik, jadi langsung di kirim ke sana. Kami dan DLH Kabupaten Bantul tidak tahu hal itu,” tandasnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko/Elis
Sorotan
Yogyakarta
Terjadi Miskomunikasi, Kompos Kiriman DLH Kota Yogyakarta Tercampur Sampah Plastik
- by Redaksi
- 04/07/2024
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 184 Views

Berita Terkait ...
