INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta miliki peraturan rektor terkait Pengakuan Prestasi Mahasiswa (PPM). Mahasiswa bisa merekondisi kegiatan di luar kampus menjadi satuan kredit semester (SKS).
“Jadi misalnya mereka sudah TOEFEL sekian ratus, itu nggak perlu ikut mata kuliah bahasa Ingris, sudah A. Bahkan bila bisa menulis di jurnal internasional sudah bebas skripsi,” ungkap Rektor ISI Yogyakarta Dr Irwandi. Rabu (21/8/2024).
Irwandi pun membeberkan, peraturan bebas skripsi melalui program Pengakuan Prestasi Mahasiswa telah berlangsung sekitar 2-3 tahun belakangan.
“Itu sudah kita berlakukan 2 – 3 tahun yang lalu, sejak 2021- 2022,” ujarnya.
Irwandi lantas mendorong 1.811 mahasiswa baru ISI Yogyakarta untuk menggali kemampuannya. Sebab hal itu mendapat penghargaan dari kampus. Selain itu, mahasiswa juga diminta untuk lebih mengenal program-program yang diberlakukan ISI Yogyakarta melalui Program Pengenalan Kehidupan Kampus untuk Mahasiswa Baru (PKKMB).
“Pelaksanaan PKKMB, untuk sarana mengenalkan mahasiswa kepada sistem pendidikan di perguruan tinggi, Khususnya di ISI Yogyakarta,” jelas Irwandi
ISI Yogyakarta melalui PKKMB, kata Irwandi, pun membekali mahasiswa dengan berbagai pengetahuan yang nanti bisa mereka terapkan pada saat kuliah.
“Misalnya bagaimana tentang bela negara kemudian bagaimana bersifat inklusif,” lontarnya.
Selain itu, kata Irwandi, dalam PKKMB mahasiswa turut dikenalkan denhan sistem pembelajaran yang berlaku di ISI Yogyakarta.
“Jadi ini kita mengenalkan mereka pada sistem pembelajaran ada sks, semester, evaluasi awal, evaluasi akhir dan sebagainya,” ucapnya.
PKKMB ISI Yogyakarta dilaksanakan selama du hari. Hari pertama pengenalan di tingkat Istitut. Antara lain berbagai unit di ISI Yogyakartur, struktur organisasi, peraturan akademik, dan lain sebagainya.
Pada hari kedua, mahasiswa baru akan menjalani PKKMB di fakultas masing-masing.
“Untuk lebih mengenali fakultas mereka, prodinya dosen dosen, dan atmosfer yang ada di akademik yang ada di masing-masing fakultas,” ujarnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko