INTENS PLUS – JAKARTA. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan, sedikitnya 492 orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan Hizbullah di Lebanon. Serangan ini bahkan disebut sebagai konflik paling mematikan dalam hampir 20 tahun terakhir di negara itu.
Secara rinci, Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan 492 tewas dalam serangan Israel ke negara itu, termasuk 35 anak-anak dan 58 perempuan. Sementara itu, sebanyak 1.645 orang terluka, menurut kementerian.
Namun begitu, mereka tidak merinci berapa banyak korban warga sipil dan kombatan dalam serangan tersebut.
Menteri Kesehatan Lebanon Firass Abiad mengatakan ribuan keluarga juga telah mengungsi akibat serangan tersebut. Mereka meninggalkan rumah menyusul serangan militer Israel terhadap 1.300 target Hizbullah dalam operasi untuk menghancurkan infrastruktur yang telah dibangun kelompok milisi yang didukung Iran itu sejak 2006.
Sementara itu, Hizbullah telah meluncurkan lebih dari 200 roket ke Israel utara, menurut militer Israel. Paramedis Israel mengatakan dua orang terluka oleh pecahan peluru.
Negara-negara adikuasa dunia mendesak agar kedua pihak menahan diri karena ketegangan antara keduanya tampak semakin dekat ke arah perang habis-habisan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres menyatakan kekhawatirannya atas ketegangan yang meningkat dan mengatakan ia tidak ingin Lebanon bernasib sama seperti Gaza.
Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengatakan, “Eskalasi tersebut sangat berbahaya dan mengkhawatirkan. Kita hampir berada dalam perang besar-besaran,” tegasnya.
Media Lebanon mengatakan gelombang pertama serangan udara Israel dimulai pada Senin (23/9/2024) sekitar pukul 06:30 waktu setempat.
“Mengerikan sekali, rudal-rudal terbang di atas kepala kami. Kami terbangun karena suara bom, kami tidak menyangka ini,” kata seorang perempuan.
Puluhan kota, desa, dan area terbuka menjadi sasaran bombardir serangan di distrik Sidon, Marjayoun, Nabatieh, Bint Jbeil, Tyre, Jezzine, dan Zahrani di Lebanon selatan, serta distrik Zahle, Baalbek, dan Hermel di Lembah Bekaa timur, menurut Kantor Berita Nasional (NNA) milik pemerintah.
Pada Senin (23/9/2024) malam, sebuah gedung di daerah Bir al-Abed di pinggiran selatan ibu kota, Beirut, dilaporkan menjadi sasaran rudal.
Sumber keamanan Lebanon mengatakan serangan itu menargetkan komandan tertinggi Hizbullah di Lebanon selatan, Ali Karaki, tetapi belum jelas apakah dia terbunuh dalam seranga itu.
Kantor media Hizbullah mengatakan Karaki baik-baik saja dan telah pindah ke tempat yang aman.
Sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendesak warga Lebanon untuk menjauh dari bahaya sekarang.
“Sudah terlalu lama Hizbullah menggunakan kalian sebagai tameng manusia. Mereka menempatkan roket di ruang keluarga kalian dan rudal di garasi kalian,” kata Karaki.
“Untuk melindungi rakyat kita dari serangan Hizbullah, kita harus menyingkirkan senjata-senjata ini,” imbuhnya.
Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengatakan pihaknya telah menerima panggilan telepon dari Israel yang mendesaknya untuk mengevakuasi orang-orang di gedungnya di Beirut.
Namun, ia bersikeras bahwa kementeriannya tidak akan mematuhi apa yang disebutnya sebagai perang psikologis.
Sementara itu, Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati dalam rapat kabinet mengatakan, “Agresi Israel yang terus berlanjut terhadap Lebanon adalah perang pemusnahan dalam segala arti kata.”
“Kami bekerja sebagai pemerintah untuk menghentikan perang baru Israel ini dan menghindari terjerumus ke dalam hal yang tidak diketahui,” tambahnya.
Sementara itu, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (23/09) malam bahwa pesawatnya telah melakukan serangan terhadap sekitar 1.300 ‘target teroris’ Hizbullah di Lebanon selatan dan Lembah Bekaa—tempat yang diklaim militer Israel sebagai tempat persembunyian roket, rudal, peluncur, dan pesawat nirawak milik Hizbullah.
“Pada dasarnya, kami menargetkan infrastruktur tempur yang telah dibangun Hizbullah selama 20 tahun terakhir. Ini sangat penting,” kata Kepala Staf IDF, Letnan Jenderal Herzi Halevi, kepada para komandan di Tel Aviv.
“Pada akhirnya, semuanya difokuskan pada penciptaan kondisi untuk memulangkan penduduk utara ke rumah mereka,” Herzi melanjutkan.
Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan video dari Lebanon selatan menunjukkan, ledakan sekunder yang signifikan yang disebabkan oleh senjata Hizbullah yang disimpan di dalam gedung.
“Kemungkinan besar beberapa korban berasal dari ledakan sekunder ini,” tambah Herzi
Seorang pejabat senior militer Israel berkukuh IDF saat ini hanya berfokus pada serangan udara Israel setelah ditanya oleh wartawan apakah invasi darat ke Lebanon selatan akan segera dilakukan untuk menciptakan zona penyangga.
Pejabat itu mengatakan Israel memiliki tiga tujuan, yakni melemahkan kemampuan Hizbullah dalam menembakkan roket dan rudal ke perbatasan Lebanon-Israel, memukul mundur para pejuang Hizbullah dari perbatasan, dan menghancurkan infrastruktur yang dibangun oleh pasukan elite Hizbullah yang dapat digunakan untuk menyerang warga Israel.
Hizbullah tidak mengomentari klaim Israel bahwa mereka menyembunyikan senjata di rumah-rumah.
Namun sebagai tanda bahwa mereka pantang menyerah, mereka telah menanggapi serangan musuh Israel dengan menembakkan rentetan roket ke beberapa pangkalan militer Israel di Israel utara, serta fasilitas manufaktur senjata di daerah pesisir Zvulun, utara kota Haifa.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
Headline
Internasional
News
Serangan Israel ke Lebanon Tewaskan 492 Orang, Termasuk 35 Anak dan 58 Perempuan
- by Redaksi
- 24/09/2024
- 0 Comments
- 3 minutes read
- 150 Views

Berita Terkait ...
