Pendidikan Yogyakarta

Universitas di Jogja Kolaborasi Kembangkan Inovasi Pertanian Formula Carbon Saver.

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Universitas Pembangunan Nasional  (UPN) Veteran Yogyakarta dan PT. Bukit Asam berkolaborasi dengan BUMP Pengayom Tani Sejagad, UNPAD, UNS  dan Kweni 5 mengembangkan inovasi pertanian berkelanjutan dengan ditemukannya formula Carbon Saver.

Inovasi baru ini  dikemas melalui “Panen Perdana Hilirisasi Formula Carbon Saver Untuk Pertanian Yang Berkelanjutan”. 

Tujuan dari sinergi inovasi ini yaitu untuk menghadapi tantangan di bidang pertanian, khususnya dalam pengurangan emisi karbon dan peningkatan hasil panen.

Dr.  Ir.  Susila Herlambang M.Si., selaku Ketua Tim Hilirisasi Carbon Saver menyampaikan  rasa apresiasinya atas  terciptanya inisiatif hilirisasi Carbon Saver.

“Ini merupakan langkah cerdas untuk mengimplementasikan hasil penelitian ke dunia nyata, menguntungkan petani, dan berkontribusi bagi lingkungan, hilirisasi bukan hanya tentang mengolah produk, tetapi juga tentang menciptakan dampak positif bagi masyarakat, ekonomi dan lingkungan,” jelas Susila pada keterangan. Sabtu (31/11/2024).

Susila menambahkan, melalui Carbon Saver, pihaknya membuka peluang baru bagi petani untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan hasil pertanian, dan menjaga kelestarian tanah.

“Semua pihak kami ajak untuk bersinergi, berkolaborasi, dan mendukung hilirisasi produk ini. Mari bersama-sama kita wujudkan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan,” tambah Susilo.

Vice President Sustainability PT Bukit Asam, Dedy Saptaria Rosa menjelaskan PT Bukit Asam tbk sebagai BUMN Pertambangan di Indonesia memiliki komitmen yang besar dalam mengembangkan riset terhadap teknologi hilirisasi batubara yang berwawasan lingkungan. Hal itu sesuai Noble Purpose induk BUMN Pertambangan Indonesia MIND ID

“Eksplorasi kami Sumber Daya Alam untuk Peradaban, Kemakmuran, dan Masa Depan yang Lebih Cerah, selain itu Bukit Asam juga berkomitmen dalam menjalankan ESG dan SDG’s, sebagai wujud Good Mining Practice dan program-program dekarbonisasi, selaras dengan visi menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan.” ujar Dedy.

Dengan komitmen menjalankan ESG, SDGs menjadi inisiatif keberlanjutan. Program hilirisasi carbon saver ini  bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi Negeri, Para Ahli Tanah dan Mikrobia, Pelaku Pertanian Organik yang telah menjadi pengekspor beras organik selama beberapa tahun ini. 

Pelaku Pengembangan Tehnologi Tepat Guna diantaranya UPNVYK, UNPAD Bandung, UNS Surakarta, serta Para Profesor Ilmu Tanah dan Mikrobia, juga PT Pengayom Tani Sejagad Wonogiri dan Kweni 5 Yogyakarta.

Sejak 4 tahun belakangan ini, pihaknya telah melakukan banyak riset dalam rangka mendukung komitmen di atas dan fokus pada Riset, Pengembangan dan Produksi untuk industri pangan yang berkelanjutan.

Dan riset tersebut, telah berhasil menghasilkan beberapa produk yang dibutuhkan industri pangan antara lain pupuk organik, mesin peralatan tepat guna berbasis energi terbarukan seperti (Pompanisasi air dengan tenaga surya, pengusir hama bertenaga  surya, penjernih air bertenaga surya dll).

Modifikasi mesin peralatan agar mudah dipergunakan dan dirawat oleh petani, pembenah tanah yang mampu menyimpan unsur karbon di dalam tanah yang di beri nama Carbon Saver termasuk melakukan asesmen masyarakat petani agar mampu mengembangkan diri untuk perubahan teknologi pertanian konvensional ke organik, lanjut Dedy.

Sebagai informasi,  Carbon Saver merupakan sebuah produk untuk tanah yang selain untuk pembenah tanah agar lebih stabil kesehatannya, juga mengandung nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. 

Produk Carbon Saver ini bersifat organik yang ramah lingkungan bahkan mampu mengurangi pelepasan unsur karbon di dalam tanah, hal ini sesuai hasil laboratorium yang dilakukan oleh tim PT Anagata Agro Abadi yang dalam riset pengembangan produk ini diketuai oleh bapak Dr Ir Susila Herlambang dari UPN Veteran Yogyakarta.

Seluruh kandungan produk Carbon Saver ini bersifat organik yang dibutuhkan untuk industri pangan secara berkelanjutan.

Seluruh tim kerja yang terlibat dalam proses riset dan produksi karbon saver ini telah memiliki pengalaman di bidangnya masing masing sehingga efektifitas dan efisiensi dalam prosesnya sudah teruji.

Dengan melakukan riset dan pengembangan teknologi ramah lingkungan yang salah satunya adalah memproduksi Carbon Saver ini, PT Bukit Asam tbk berharap industri Pertanian di masa datang akan lebih kompetitif harganya, lebih ramah lingkungan, rendah residu sehingga sangat mendukung Program Pemerintah Dalam Pengembangan Industri Pangan Nasional di masa mendatang dan mendukung Program swasembada pangan nasional.

Direktur Operasi BUMP Pengayom Tani Sejagad,  Ir Teguh Wardoyo menjelaskan gagasan hilirisasi carbon saver untuk industri pangan sangat membantu percepatan penyehatan lahan, sangat relevan dengan teknologi pertanian organik.

“Ini yang kami lakukan selama ini sehingga potensi pasar pangan organik dalam negeri maupun ekspor makin terbuka.,” ucapnya.

Selain itu, Desainer dan Kolaborator Program Pangan Berkelanjutan, Roy Ubaya menyampaikan bahwa desain hilirisasi carbon saver yang merupakan bagian dari Program Ruang Rural Bukit Asam (Rumpun pangan berbasis energi terbarukan yang ramah lingkungan) ini, dilaksanakan bersama Para Akademisi, Pelaku Pertanian, Pelaku  Usaha Pabrikasi Teknologi Tepat Guna serta Para Ahli merupakan strategi pangan yang lebih efektif efisien dan ramah lingkungan.

“Penggunaan formula carbon saver tidak menjanjikan naiknya produksi walau secara fakta lapangan produksi ada peningkatan tetapi kami mengoptimalkan harga pokok produksi pangan menjadi lebih kompetitif sehingga nilai tukar petani akan naik dampak dari lebih kompetitifnya harga pokok produksi tersebut,” sebutnya.

Roy juga mengatakan, melalui hilirisasi carbon saver ini secara otomatis akan memberi dampak lebih sehatnya tanah mengingat pada formula carbon saver ini terdapat unsur-unsur pembenah tanah organik yang menyediakan ruang-ruang sebagai tempat penyimpanan unsur carbon di dalam tanah. 

“Dengan makin banyaknya penggunaan unsur organik dalam tanah maka otomatis hasil produksi pangan akan memiliki residu yang rendah sehingga secara jangka panjang dan berkelanjutan terciptalah pangan  yang akan mendukung terciptanya generasi muda dan lingkungan yang  sehat di masa datang,” imbuh Roy.(*)

Penulis : Elis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *