INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Makan bergizi gratis merupakan program unggulan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024. Namun dalam realisasinya, program tersebut terkendala oleh anggaran sehingga harus dipangkas, semula Rp15 ribu per porsi menjadi Rp10 ribu per porsi.
Pemangkasan anggaran tersebut dapat tnaggapan dari Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto. Mantan istri Prabowo Subianto itu tetap menyatakan dukungannya pada program makan bergizi gratis meskipun anggarannya dipangkas.
“Kita lihat anggarannya dulu, kan bertahap, gitu ya, kedepannya,” kata Titiek Soeharto saat diwawancarai di sela-sela kunjungannya di Krapyak, Bantul, DIY.
Menurutnya anggaran itu cukup untuk memberikan makanan bermutu dan bergizi untuk anak dan ibu hamil di daerah-daerah.
Meski anggaran untuk program makan bergizi gratis itu baru di angka Rp10.000 per anak, sekolah tetap bisa menyediakan makanan bergizi.
Pihak sekolah juga bisa bekerjasama dengan warga lokal untuk menyediakan bahan pangan untuk diolah jadi menu yang bergizi.
Pemerintah setempat bisa bekerjasama dengan sektor perikanan dan pertanian untuk menyediakan bahan makanan lokal yang berkualitas sehingga bisa jadi upaya untuk mengurangi biaya distribusi bahan pangan.
“Yang penting punya niat untuk mencerdaskan anak-anak dengan makanan yang bergizi, karena saat ini masih kurang (anggarannya) dan mereka membutuhkan makanan bergizi,” paparnya.
Sementara Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo mengungkapkan, KKP mendapat dukungan Komisi IV DPR RI yang membidangi sektor pertanian, kehutanan dan kelautan dalam pelaksanaan Program Makan Siang Bergizi. Diantaranya melalui budidaya produk nelayan untuk dijadikan bahan pangan program tersebut.
“Serapan dari produk (nelayan) itu meningkat, kemudian pertumbuhan ekonomi lokal juga. (Budidaya perikanan juga) menjamin peningkatan kualitas gizi bagi masyarakat khususnya generasi muda,” ungkapnya.
Untuk menyediakan bahan pangan ikan dalam Program Makan Siang Bergizi di tiap daerah, lanjut Budi, KKP mencari distribusi ikan dari yang terdekat ke sekolah-sekolah. Bahan mentah ikan tersebut diserahkan ke dapur-dapur sentral untuk diolah.
Satu titik dapur sentral akan mengolah bahan pangan bagi 3.000 siswa per hari. Saat ini dibutuhkan sekitar 60 dapur sentral untuk melayani sekitar 200 ribu siswa dalam ujicoba Program Makan Siang Bergizi.
“Jadi kita bekerjasama dengan Badan Gizi Nasional memetakan titik-titik (dapur sentral) itu. Saat ini kami sudah berbagi 200 ribu paket se-Indonesia, memperkenalkan contoh makan bergizi gratis dengan menu ikan, itupun harus resepnya lokal sehingga rasa lokal yang kita tumbuhkan dan anak-anak nanti menyukainya,” imbuhnya.
Pemkot Yogyakarta turut mendukung pelaksanaan program makan bergizi gratis dengan alokasi anggaran sebanyak Rp90 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025, yang telah disepakati Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Sinarbiyat Nujanat, menjelaskan belanja daerah Kota Yogyakarta 2025 sebesar Rp2,18 triliun, meningkat dibanding tahun sebelumnya, salah satunya untuk mendukung program Pemerintah Pusat makan bergizi gratis.
Melalui Surat Kementerian Dalam Negeri, setiap pemerintah daerah, baik kota, kabupaten maupun provinsi agar menganggarkan APBD-nya untuk program makan bergizi gratis mulai 2025. Pembiayaan makan bergizi gratis akan dilakukan dengan sharing anggaran antara pemerintah daerah dan pusat.
“Untuk Pemerintah Kota Yogyakarta, karena fiskalnya tinggi, sharing anggarannya di posisi 11 persen dari APBD. Tapi kemudian kemarin kami anggarkan setengahnya dari ketemunya 11 persen itu, kisarannya kurang-lebih Rp90 miliar,” ujarnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
Ekonomi
Yogyakarta
Titiek Soeharto: Meski Dipangkas, Makan Bergizi Gratis Tetap Didukung
- by Redaksi
- 01/12/2024
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 96 Views

Berita Terkait ...
