INTENS PLUS – JAKARTA. Media sosial diramaikan dengan topik yang membahas Irene Sukandar. Berawal dari tampilnya sang atlet catur dalam podcast siaran langsung di kanal YouTube Reza Arap.
Dalam perbincangan, perempuan 33 tahun itu mengungkap bahwa ia membiayai sendiri berbagai turnamen internasional yang diikutinya. Termasuk saat Irene mengikuti turnamen catur di New York pada perayaan Natal dan Tahun Baru lalu, yang berhasil mengharumkan negara Indonesia karena meraih peringkat 9 dunia.
Tentu saja hal tersebut membuat netizen bertanya-tanya, apakah Irene Sukandar tidak mendapatkan dukungan negara.
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI), Dito Ariotedjo akhirnya buka suara. Dia menyampaikan penjelasannya melalui kolom komentar di akun TikTok @revivaltv.
Dito Ariotedjo menegaskan bahwa Kemenpora terus berupaya mendukung kebutuhan para atlet yang berlaga di kompetisi internasional.
“Kami selalu mendukung dan pasti jika ada kebutuhan dukungan atlet-atlet yang berkancah di internasional kita support,” tulis Dito, dikutip Minggu (16/2/2025).
Dito Ariotedjo juga berharap baik federasi yang menaungi Irene atau Irene sendiri, dapat menyampaikan informasi mengenai agenda pertandingan mereka, sehingga Kemenpora dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan.
“Federasi olahraga terkait maupun para atlet bisa memberi info agenda. Terima kasih,” jelasnya.
Profil Irene Sukandar
Irene Kharisma Sukandar, yang akrab dipanggil Irene, lahir di Jakarta pada 7 April 1992, yang sudah tertarik dengan catur sejak kecil.
Ketertarikannya bermula saat ia melihat ayahnya mengajari kakaknya, Kaisar Jenus Hakiki, bermain catur.
Melihat kegemaran Irene, sang ayah kemudian mendaftarkannya ke Sekolah Catur Utut Adianto di Bekasi pada tahun 1999.
Di sekolah tersebut, Irene berlatih secara intensif setiap Senin hingga Jumat, dengan durasi latihan sekitar tiga hingga empat jam per hari.
Pada usia 11 tahun, Irene mencetak pencapaian luar biasa dengan memenangkan dua medali perak untuk Indonesia di SEA Games 2003 yang berlangsung di Vietnam.
Keberhasilannya itu menjadi awal dari perjalanan gemilangnya di dunia catur internasional.
Saat masih duduk di bangku SMP, ia berhasil meraih gelar Master dari Federasi Catur Dunia (FIDE).
Kariernya semakin sukses ketika pada usia 16 tahun, ia mendapatkan gelar Grand Master Internasional Wanita (WGM) pada Desember 2008, menjadikannya salah satu pecatur terbaik dunia.
Tak hanya itu, Irene juga berhasil meraih gelar International Master (IM), sebuah pencapaian bergengsi yang jarang dicapai oleh pecatur wanita.
Selain berkompetisi, Irene juga berperan aktif dalam memajukan olahraga catur di Indonesia, seperti mengadakan pelatihan, seminar, dan sesi pembinaan untuk anak-anak dan remaja.
Dengan pengalaman dan pengetahuannya, Irene berharap dapat mencetak generasi pecatur muda berbakat yang mampu membawa nama Indonesia bersinar.
Irene Sukandar semakin dikenal di dunia catur internasional setelah sukses meraih posisi sembilan besar dalam Kejuaraan Catur Cepat FIDE di New York City.
Meski pencapaiannya luar biasa, Irene harus membiayai sendiri keikutsertaannya dalam berbagai turnamen tanpa dukungan sponsor atau bantuan dari pemerintah.
Dalam kompetisi tersebut, ia sukses mengumpulkan 7,5 poin dari 11 babak, yang turut meningkatkan ratingnya sebesar 21 poin.
Dengan performa mengesankan mencapai 2.494, Irene semakin mengukuhkan posisinya di kancah catur internasional.
Itulah perjalanan karier Irene Sukandar yang jarang terlihat di Indonesia, karena lebih sering membiayai sendiri untuk ikut turnamen catur internasional. (*)
Penulis: Fatimah Purwoko
Headline
Sports
Irene Sukandar, Master Catur Berangkat Turnamen Interasional Pakai Dana Pribadi
- by Fatimah Purwoko
- 16/02/2025
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 317 Views

Berita Terkait ...
