INTENS PLUS – YOGYAKARTA. PT Charoen Pokphand Indonesia, Tbk (CPIN), Perusahaan agrobisnis terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang pakan ternak, ayam petelur dan broiler, serta produk makanan olahan. Melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan hibahkan kandang ayam dan ayam petelur pada Masyarakat dan Warga Disabilitas di Jogja dengan tema Kandang ‘Merah Putih’.
Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua hari, secara terpisah. Kandang ayam diserahkan secara langsung oleh Presiden Direktur PT CPIN.
Pada hari pertama kegiatan peresmian dan penyerahan hibahkan Kandang dan Ayam Petelur diserahkan kepada Kelompok Peternak Lemah Asri Tamanmartani Kalasan Sleman pada, Rabu (14/5) dan selanjutnya pada hari kedua menyerahkan hibah tersebut, juga dilakukan pada Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera Nglipar Gunungkidul, Kamis (15/5).
Penyerahan bantuan bantuan berupa, 600 ekor ayam petelor petelur berikut kandang dan instalasinya.
Nampak hadir sebagai saksi pada peresmian dan penyerahan pengoperasian Kandang Petelor ‘Merah Putih’, Wakil Bupati Sleman dan Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan Kementrian Pertanian RI.
Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa dalam sambutan menyampaikan, ucapan terima kasih atas perhatian CPIN yang telah membantu Kelompok Peternak Mandiri Lemah Asri berupa Kandang Petelur berikut 600 ekor ayam dan instalasinya secara lengkap.
“Bantuan ini sangat luar biasa, karena merupakan bentuk komitmen para pemangku kepentingan untuk mensejahterakan masyarakat. Hal yang sangat penting. Bagaimana para peternak ini agar lebih semangat dan terus meningkatkan produktifitasnya berkat adanya dukungan sarana dan prasarana,” ujar Danang Maharsa pada keterangan, Sabtu (17/5/2025).
Selain itu, Presiden Direktur PT CPIN, sekaligus Ketua Umum Charoen Pokphand Foundation Indonesia. Dr (HC) Tjiu Thomas Effendy berharap para penerima manfaat Kandang Petelur Merah Putih selain bisa memanfaatkan bantuan untuk mendukung produktifitas, juga bisa menjadikannya sebagai sarana meningkatkan pengalaman dan pembelajaran peningkatan mutu.
“Tidak sampai disitu, kami juga akan memberikan pendampingan para para penerima bantuan CSR untuk menjamin keberhasilanya,” ujar Thomas.

Wakil Bupati Gunungkidul Joko Parwoto SE MM dalam sambutannya di Nglipar, turut mengapresiasi langkah CPIN dengan program CSR hibah tersebut di wilayahnya.
“CSR ini tentu akan memberi manfaat luas bagi dunia Pendidikan tinggi bidang Peternakan dalam UGM yang diampu Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), juga bagi masyarakat Gunungkidul. Kami percaya bahwa apa yang diberikan ini adalah yang terbaik dan patut dibanggakan,” kata Joko Parwoto.
Joko mengungkapkan, bahwa apa yang telah dilakukan Charoen Pokphand bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan simbol dari kolaborasi besar antara dunia pendidikan, industri dan masyarakat yang selaras dengan Visi Gunungkidul Raya yang Adil, Makmur, Lestari dan Berkeadaban.
Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan Kementrian Pertanian RI, Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng menyambut bahagia program CSR disaksikannya.
Menurutnya, bantuan CSR hibah serta pembangunan closed house layer FKH UGM dan bantuan kandang Ayam petelur kepada masyarakat, termasuk penyandang disabilitas ini memiliki makna strategis sejalan dengan apa yang telah menjadi program pemerintah dalam dunia Pendidikan, Ekonomi Kerakyatan dan Ketahanan Pangan.
Ia juga mengapresiasi program ini, karena sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memberdayakan masyarakat di berbagai sektor guna mendukung ketahanan, termasuk ketahanan pangan.
“Jangan biarkan setiap jengkal tanah pun tidak digunakan untuk pertanian atau peternakan. Ini bagaimana kita bisa mewujudkan ‘integrated farming’ optimalisasi lahan yang disebut lahan Merah Putih,” ucapnya.
Di Gunungkidul, CPIN juga menyerahkan hibah Kandang Ayam Petelur Modern kepada FKH Universitas Gajahmada (UGM) Yogyakarta.
Dekan FKH UGM, Prof drh Geguh Budipitojo merespon positif hibah ini. Dia bahkan menilai bantuan ini akan mendekatkan proses pembelajaran mahasiswa dengan aktivitas industri, khususnya bidang perunggasan.
“Ini akan memberikan gambaran nyata kepada mahasiswa terkait praktik peternakan modern. Fasilitas ini juga akan bisa dimanfaatkan masyarakat yang ingin belajar tentang peternakan modern,” tutup Geguh.(*)
Penulis : Elis