Headline Internasional

Pesawat Air India Tujuan London Jatuh Usai Lepas Landas, Tewaskan 269 Orang

INTENS PLUS – JAKARTA. Pesawat Air India jatuh dan meledak setelah lepas landas, di gedung kampus perguruan tinggi kedokteran. Dekat Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel, Ahmedabad, Kamis (12/6) pukul 14.00 siang waktu setempat, tewaskan sebanyak 269 orang.

Diketahui, Air India penerbangan AI171 jatuh 30 detik setelah mengudara, pesawat Jet tersebut, Boeing 787-8 Dreamliner membawa 242 orang itu,  lepas landas dari Bandara Ahmedabad menuju ke London Gatwick, Inggris. 

Dalam insiden itu, perusahaan India Air konfirmasi melalui akun media sosial X. Terdata membawa penumpang sebanyak 242 orang yang terdiri dari 230 orang penumpang dan 12 awak pesawat. Berasal dari kewarganegaraan,169 warga negara India, 53 warga Inggris, tujuh warga Portugal, dan 1 warga berasal dari Kanada. 

Pesawat tersebut menewaskan 241 orang, dan hanya ada satu penumpang yang selamat, dia adalah warga negara Inggris keturunan India. 27 korban sisanya berasal dari kampus setempat persawat tersebut jatuh.

Mengutip laman New York Times, Jumat (13/6), hasil dari pantauan sebuah video, Pesawat itu lepas landas dan kemudian turun secara perlahan meluncur di atas bangunan sebelum bola api besar meletus di atas langit. Pesawat itu jatuh, saat berada di udara kurang dari satu menit. 

Kronologi Tragedi Air India Tewaskan 269 Orang 

Pesawat Air India AI171 lepas landas dari landasan pacu 23 Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel pada pukul 13.39 siang waktu setempat,  tak lama setelah lepas landas, kru mengeluarkan panggilan darurat MAYDAY ke menara pengawas (Air Traffic Controller/ATC), yang menandakan keadaan darurat kritis. 

Tidak ada komunikasi lebih lanjut yang diterima dari pesawat setelah panggilan darurat tersebut, Situs pelacak penerbangan Flightradar24 menyatakan bahwa mereka menerima sinyal terakhir dari pesawat beberapa detik setelah lepas landas. 

Kecelakaan terjadi sekitar pukul 14.00 siang dengan pesawat kehilangan ketinggian dengan cepat dan jatuh dalam bola api yang menyebabkan gumpalan asap hitam tebal membubung ke udara. 

Seketika itu, Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel ditutup untuk operasi. Maskapai Air India mengonfirmasi bahwa 241 orang tewas semuanya kecuali satu orang, seorang warga negara Inggris, selamat.

Satu-satunya korban yang selamat dari kecelakaan itu kemudian diidentifikasi oleh saudaranya sebagai Viswash Kumar Ramesh. 

“Dia turun dari pesawat dan melakukan panggilan video dengan ayah saya dan berkata, ‘Pesawat kami jatuh saya tidak tahu bagaimana saya bisa keluar, atau bagaimana saya selamat’,” kata saudaranya, Nayan Ramesh, dalam sebuah wawancara dari video media India.

Viswash Kumar Ramesh telah bepergian dengan pesawat itu bersama saudaranya yang lain, Ajay Ramesh. Dia mengaku tidak bisa melihat saudaranya, juga penumpang lain.

Seorang pejabat senior kepolisian di Ahmedabad mengatakan 269 jenazah telah dibawa ke rumah sakit utama. Pejabat tersebut, Vishakha Dabral, memperingatkan bahwa jumlah pasti korban dapat berubah setelah tes DNA. 

Petugas penyelamat di lokasi kecelakaan, serta dokter dan petugas keamanan, mengatakan bahwa sebanyak tiga lusin orang yang terjebak di jalur pesawat yang jatuh itu mungkin telah tewas. 

Para pejabat di lokasi mengatakan jet tersebut tampaknya telah meluncur di tanah, merusak bangunan, sebelum terbakar. 

Menurut Minakshi Parikh, Dekan perguruan tinggi tersebut, mengatakan setidaknya lima mahasiswa di B.J. Medical College tewas, Ia mengatakan pesawat tersebut telah menabrak ruang makan tempat 60 hingga 80 mahasiswa sedang makan siang.

“Sebagian besar siswa berhasil selamat, tetapi 10 atau 12 orang terjebak dalam kobaran api,” terangnya.

Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah mengatakan pesawat itu membawa 125.000 liter, atau 33.000 galon, bahan bakar. 

“Suhunya sangat tinggi sehingga tidak ada peluang untuk menyelamatkan orang,” katanya. 

Setelah kecelakaan itu, gumpalan asap mengepul dari reruntuhan pesawat saat petugas pemadam kebakaran menyiram bangunan yang hangus. Ekor pesawat yang robek terlihat menonjol keluar dari sisi bangunan, dan sayapnya tergeletak di jalan. 

Ratusan petugas polisi dan petugas darurat masih berada di lokasi kejadian beberapa jam kemudian, menggunakan peralatan berat untuk melepaskan potongan-potongan pesawat dari sebuah bangunan. 

Petugas medis dan petugas penyelamat mengatakan, sulit untuk melewati asap dan reruntuhan saat mereka mencari jenazah. 

Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kecelakaan itu “sangat memilukan.”

Pemerintah Inggris mengatakan sedang bekerja sama dengan pihak berwenang India untuk “segera mengungkap fakta”, dan telah membuka saluran telepon bagi warga negara Inggris yang mencari informasi tentang kecelakaan itu. 

Perdana Menteri Keir Starmer mengatakan bahwa pemandangan kecelakaan itu “menghancurkan.” 

Amerika Serikat dan Inggris sama-sama mengatakan akan mengirim penyelidik ke India. “Apa pun yang dapat kami lakukan, kami akan segera ke sana,” kata Presiden Donald Trump di Gedung Putih. 

Selain itu, para ahli mempertanyakan penyebab insiden tersebut, karena dalam dunia penerbangan sendiri, 3 menit setelah lepas landas dan 8 menit sebelum mendarat merupakan momen-momen paling kritis. Sebagian besar kecelakaan terjadi selama rentang waktu ini. Namun pesawat jatuh setelah 30 menit setelah lepas landas hal itu dipertanyakan oleh banyak pakar.

Dikutip dari laman Kompas, para ahli mengungkapkan beberapa kemungkinan penyebab insiden tersebut bisa terjadi.

Mantan pilot Ehsan Khalid mengatakan, penyebab pasti insiden pesawat Air India jatuh bisa diketahui melalui Flight Data Recorder, Cockpit Voice Recorder, dan data ACARS. 

“Gambaran visual menunjukkan bahwa pesawat jatuh saat terbang yang berada tidak ada ledakan di udara,” kata dia, dikutip dari Times of India. Jumat (13/6). Lantas, apa penyebab pesawat Air India jatuh dalam 30 detik?, Khalid menduga penyebab Air India jatuh disebabkan oleh mengatakan, ada beberapa kemungkinan.

Beberapa dugaan penyebab pesawat Air India AI171 jatuh yaitu:

  1. Pesawat kehilangan daya 

Khalid menuturkan, ada kemungkinan bahwa pesawat Boeing 787-8 Dreamliner itu mengalami kehilangan daya sehingga jatuh di bangunan asrama mahasiswa dekat bandara internasional utama di Kota Ahmedabad, India. 

Pesawat tersebut bisa saja mengalami kerusakan mesin sehingga kehilangan daya. Namun Khalid berfikir, sangat tidak mungkin jika kedua mesin sebuah pesawat gagal secara bersamaan, terutama apabila hanya karena tertabrak sekawanan burung dalam jangka waktu yang singkat. 

“Mesinnya sangat besar, dan jarang sekali kedua mesin kehilangan daya karena tertabrak burung dalam durasi satu menit,” bebernya. 

Kemungkinan kerusakan mesin diperkuat dengan panggilan May Day yang dilakukan pilot Sumeet Sabharwal. 

Menurut Khalid, panggilan ini menunjukkan bahwa pilot menyadari adanya kegagalan dan berupaya menanganinya saat mengudara. Di sisi lain, posisi roda pesawat saat lepas landas juga menguatkan kemungkinan tersebut. 

“Saya tidak mengerti mengapa roda pendaratan masih turun. Roda pendaratan harusnya dinaikkan segera setelah pesawat lepas landas. Karena roda pendaratan turun, mungkin saja mesin mati terdeteksi sebelumnya,” ujar Khalid. 

Kekhawatiran serupa juga diungkap oleh konsultan keselamatan kedirgantaraan Amerika Serikat, ANthony Brickhouse, yang mengatakan bahwa posisi roda pendaratan tidak biasa untuk fase penerbangan. 

“Jika Anda tidak tahu apa yang terjadi, Anda akan mengira pesawat itu sedang mendekati landasan pacu,” ucapnya. 

Meski demikian, ada banyak variabel yang dapat menyebabkan pesawat Air India jatuh. 

Pakar Amerika Serikat lainnya sekaligus konsultan keselamatan penerbangan, John M Cox menyatakan, bahwa para penyelidik akan memeriksa apakah pesawat Boeing 787-8 Dreamliner itu dikonfigurasikan dengan benar dan dinyatakan layak terbang. 

Dia menyebut, untuk saat ini, masih terlalu dini menarik kesimpulan terkait penyebab pesawat Air India jatuh. 

  1. Sayap pesawat tidak berada di posisi yang ideal

Sayap pesawat tidak berada di posisi yang ideal Sementara itu, profesor ilmu komputer di Universitas York yang mengkhususkan diri dalam rekayasa keselamatan, John McDermind mengatakan, sayap belakang pesawat Air India tidak berada di posisi seharusnya. 

Meski demikian, penilaian itu hanya sebatas dari gambar pesawat Air India sebelum jatuh. McDermind mengakui, kualitas gambar itu tidak cukup baik untuk menarik kesimpulan penyebab pesawat Air India jatuh. 

“Sulit untuk mengatakannya, tetapi jika melihat pesawat dari belakang, sepertinya sayap belakang tidak berada pada posisi yang saya harapkan,” kata McDermind. 

McDermind mencatat, meski lepas landas dan pendaratan merupakan fase paling berbahaya dalam penerbangan, seorang pilot dapat membatalkan lepas landas hingga cukup lama. 

“Jadi tampaknya masalah tersebut terjadi sangat tiba-tiba di bagian akhir putaran lepas landas, atau sesaat setelah lepas landas, dan cukup serius sehingga tidak dapat ditangani,” tuturnya.

  1. Serangan burung

Menteri Dalam Negeri India, Amit Shah mengatakan, pesawat Air India membawa 100 ton bahan bakar atau hampir muatan penuh saat lepas landas dari Ahmedabad. 

Sehingga kecil kemungkinan pesawat itu kehabisan bahan bakar. Beberapa ahli di India menduga, penyebab pesawat Air India jatuh adalah karena serangan burung. Kecelakaan ini terjadi saat pesawat bertabrakan dengan burung dan bisa sangat berbahaya bagi pesawat. 

Dalam kasus yang serius, kondisi ini bisa menyebabkan mesin kehilangan tenaga jika menghisap burung, seperti yang terjadi pada kecelakaan Jeju Air di Korea Selatan yang menewaskan 179 orang tahun lalu. 

Pakar dan pilot yang mengetahui kondisi bandara Ahmedabad mengatakan bahwa bandara tersebut terkenal dengan serangan burung. “Mereka selalu ada di sekitar,” kata seorang pakar penerbangan, Mohan Ranganathan, dikutip dari BBC, 

Negara bagian Gujarat, tempat Ahmedabad berada, melaporkan 462 insiden tabrakan burung selama lima tahun. Sebagian besar insiden itu terjadi di bandara Ahmedabad, menurut data Kementerian Penerbangan Sipil yang diajukan di Parlemen pada Desember 2023. 

Laporan Times of India pada September 2023 yang mengutip data Otoritas Bandara mencatat, 38 serangan burung pada 2022–2023 di Ahmedabad. Angka ini meningkat 35 persen dibandingkan 12 bulan sebelumnya. 

  1. Penutup sayap pesawat tidak dibuka saat lepas landas

Tiga pakar lainnya menduga, kecelakaan pesawat Air India disebabkan karena penutup sayap pesawat tidak dibuka saat lepas landas, meski demikian pilot dan analis lain membantah hal ini. 

Flap memainkan peran penting saat lepas landas, yakni membantu pesawat menghasilkan daya angkat maksimum pada kecepatan rendah. 

Jika tidak diperpanjang dengan benar, pesawat yang bermuatan penuh akan kesulitan lepas landas. 

Di Ahmedabad, di mana suhu mendekati 40 derajat Celsius pada saat insiden terjadi, udara yang lebih tipis akan membutuhkan pengaturan flap yang lebih tinggi dan daya dorong mesin yang lebih besar. 

“Dalam kondisi seperti itu, bahkan kesalahan konfigurasi kecil dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal,” kata seorang pilot berbasis di India yang ingin namanya disebut sebagai anonim. 

Berdasarkan rekaman CCTV, pesawat lepas landas dari bandara Ahmedabad dan terlihat berjuang untuk mencapai ketinggian sebelum akhirnya perlahan turun dan jatuh. 

Peluncuran lepas landas dengan flap yang ditarik akan memicu peringatan dari Sistem Peringatan Konfigurasi lepas landas 787. 

Jika hal itu terjadi, sistem akan memperingatkan awak pesawat tentang konfigurasi yang tidak aman. 

Mantan pilot, Marco Chan mengatakan bahwa rekaman yang muncul terlalu terdistorsi, untuk memastikan apakah penutup sayap pesawat diperpanjang. 

Akan tetapi, dia mengatakan bahwa kesalahan seperti itu tidak biasa terjadi. 

“Flap-flap tersebut diatur oleh pilot sendiri, sebelum lepas landas, dan ada beberapa daftar periksa dan prosedur untuk memverifikasi pengaturan tersebut,” kata Chan. 

“Itu menunjukkan potensi kesalahan manusia jika flap tidak diatur dengan benar,” tandasnya.

Insiden kecelakaan pesawat AI171, mengingatkan kembali berapa banyak penerbangan yang telah diselesaikan pesawat itu, meskipun pesawat itu dibuat pada tahun 2013. 

Kecelakaan itu menimbulkan kendala lain bagi Boeing, karena berjuang untuk pulih dari serangkaian kecelakaan yang melanda jajaran pesawat 737, ini membahayakan apa yang disebut oleh kepala eksekutif barunya, Kelly Ortberg, sebagai “tahun pemulihannya.”(*)

Penulis : Elis

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *