INTENS PLUS – JAKARTA. Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi menetapkan kembali Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum periode 2025–2030 dalam ajang Pemilihan Raya (Pemira) yang diselenggarakan secara daring sejak 12 hingga 18 Juli 2025.
Kaesang berhasil meraih dukungan signifikan dengan perolehan suara mencapai 65,28% dari seluruh pemilih, menunjukkan dukungan solid terhadap sosok muda yang juga merupakan putra bungsu Presiden Joko Widodo.
“Kaesang unggul di 29 provinsi, dari 38 wilayah pemilihan yang mengikuti proses e-voting, Pemira ini adalah bentuk komitmen PSI dalam menerapkan prinsip demokrasi terbuka dan partisipatif di tubuh internal partai. Kami ingin PSI menjadi rumah politik yang transparan dan melibatkan kader dari seluruh daerah,” ujar Sekretaris Steering Committee Pemira PSI, Beni Papa, dikutip Sabtu (19/7/2025).
Ganti Logo, Ganti Gaya
Tak hanya memilih ketua umum baru, PSI juga mengumumkan peluncuran logo barunya. Logo berbentuk kepala gajah berwarna merah dengan badan berwarna hitam ini diperkenalkan sebagai simbol kekuatan, kebijaksanaan, ketangguhan, dan solidaritas. Gajah dipilih karena merepresentasikan kesetiaan dan kerja kolektif. Karakter yang menurut PSI menjadi fondasi partai dalam menghadapi Pemilu 2029.
Peluncuran logo baru ini ditafsirkan banyak pihak sebagai bentuk reposisi PSI di tengah peta politik nasional, terutama dalam upaya mengambil ceruk pemilih yang sebelumnya dimonopoli oleh PDI Perjuangan.
“Logo baru ini bukan hanya soal estetika, tapi soal identitas baru PSI sebagai partai yang kuat, dewasa, dan siap menjadi kekuatan utama anak muda Indonesia,” ujar Kaesang dalam sambutannya di Kongres PSI.
Dukungan Jokowi dan Target 2029
Presiden Joko Widodo hadir langsung dalam Kongres PSI dan menyampaikan sambutan hangat bagi partai yang pernah digadang-gadang sebagai kendaraan politik alternatif anak muda. Ia memuji model kepartaian “Super Tbk” milik PSI yang membuka akses publik terhadap proses pengambilan keputusan partai serta sistem Pemira berbasis teknologi digital.
Namun Jokowi juga memberikan catatan realistis. Menurutnya, PSI baru akan mencapai puncak kesuksesan di Pemilu 2034, bukan 2029.
“Kalau PSI mau besar, struktur partainya harus selesai di seluruh Indonesia pada akhir 2027. Baru setelah itu bicara kemenangan. Jangan ulangi kesalahan masa lalu,” ujarnya tegas.
Kaesang mengakui bahwa pada periode sebelumnya, waktunya memimpin PSI terlalu singkat untuk menghasilkan perubahan berarti. Namun kali ini, ia menyatakan siap bekerja keras membangun struktur dan kaderisasi secara masif di seluruh provinsi.
“Waktu kami cukup. Sekarang saatnya menata ulang partai dari pusat hingga desa,” kata Kaesang.
PSI Bidik Parlemen 2029
Setelah gagal meraih ambang batas parlemen 4% pada Pemilu 2024 lalu, PSI kini membidik kursi DPR RI pada Pemilu 2029.
Di bawah komando Kaesang, PSI menargetkan konsolidasi di kalangan pemilih muda, digital native, dan kelompok masyarakat urban yang selama ini belum mendapat representasi yang kuat di Senayan.
Dengan kombinasi simbol baru, kepemimpinan muda, dan dukungan, PSI berharap dapat mengubah tren politik di masa depan.(*)
Penulis : Elis