INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Komisi XII DPR RI melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di bawah naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta.
Dalam kunjungan tersebut, anggota Komisi XII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Syarif Fasha, mengapresiasi pengelolaan sampah yang dinilainya sudah cukup maju untuk ukuran ibu kota provinsi.
“Hari ini kami Komisi XII mengunjungi salah satu tempat pengolahan sampah yaitu TPS 3R yang berada di bawah naungan DLH Kota Yogyakarta. Kami melihat di kota ini sudah terdapat tiga TPS3R dengan kapasitas masing-masing 50 ton per hari. Ini luar biasa untuk skala ibu kota provinsi,” ujar Fasha usai melakukan pantauan, Sabtu (19/7/2025).
Ia mendorong agar TPS3R tersebut ke depan bisa ditingkatkan statusnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) agar dapat memberikan manfaat ekonomi dan mendukung operasional mandiri.
“Kalau sudah UPTD, maka hasil pengolahan ini bisa dimanfaatkan secara nilai ekonomis. Operasional pun bisa dibiayai dari hasil pengelolaan sampah itu sendiri,” tambahnya.
Selain itu, Fasha juga memberikan beberapa masukan untuk meningkatkan kenyamanan lingkungan sekitar TPS3R, antara lain dengan pemasangan paranet untuk mengurangi debu dan bau, serta exhaust fan untuk menyedot udara dari dalam fasilitas pengolahan.
Produksi Sampah Masih Melebihi Kapasitas Pengolahan
Plt. Kepala DLH Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono, dalam kesempatan yang sama memaparkan bahwa total timbunan sampah di Kota Yogyakarta mencapai 250 hingga 260 ton per hari. Namun, kapasitas pengolahan yang ada baru mampu menangani sekitar 190 hingga 200 ton.
“Masih ada sekitar 50 ton per hari yang belum bisa kita tangani secara optimal. Saat ini kami punya beberapa unit pengelola sampah, seperti UPS Nitikan dengan kapasitas 60 ton, UPS Kranon sekitar 25 sampai 30 ton, UPS Giwangan juga 25-30 ton, serta UPS Siti Mulyo yang memiliki teknologi RDF dan pembakaran dengan total kapasitas sekitar 50-60 ton,” jelas Agus.
DLH Kota Yogyakarta terus mendorong pengurangan sampah sejak dari hulu, yaitu melalui partisipasi masyarakat dalam memilah sampah di rumah.
“Hal ini penting agar volume sampah yang masuk ke depo, sebanyak 14 titik depo di Kota Yogyakarta, dapat diminimalisir,” ucapnya.
Kerja Sama Antar Wilayah untuk Atasi Defisit
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menambahkan bahwa untuk mengatasi defisit kapasitas pengolahan, pihaknya menjalin kerja sama dengan daerah tetangga seperti Kabupaten Bantul dan Sleman.
“Saat ini kita sudah kerja sama untuk pembuangan sekitar 10 ton ke Bantul. Ke depan, dengan koordinasi bersama Pak Halim selaku Wali Kota Bantul, diharapkan bisa meningkat hingga 50 ton. Ini akan sangat membantu mengurangi beban di kota,” tutur Wawan.
Ia juga menyambut baik masukan dari DPR RI terkait pengendalian dampak lingkungan dari TPS3R seperti bau dan kebisingan. “Selama usulan itu bagus dan bertujuan untuk kenyamanan masyarakat sekitar, tentu akan kami terima dan tindak lanjuti.” imbuhnya.(*)
Penulis : Elis