INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Kawasan wisata Prawirotaman kembali hidup dengan gelaran Fashion on the Street (FOS) Prawirotaman 2025, bagian dari Prawirotaman International Festival 2025.
Event tahunan yang berlangsung pada 22–24 Agustus 2025 ini menghadirkan perpaduan batik klasik dan denim modern dengan mengusung tema besar “Funky Indonesia Style: Denim x Batik”.
Sejak pertama kali digelar pada 2013, Fashion on the Street Prawirotaman telah menjadi magnet bagi pecinta fashion, budaya, dan seni pertunjukan. Setiap tahun, ajang ini menyulap Prawirotaman menjadi runway terbuka yang menampilkan karya desainer lokal hingga nasional.
“Industri fashion di Prawirotaman luar biasa. Meski ada efisiensi anggaran, semangat menghadirkan festival tetap menyala. Kami dorong agar masuk Calendar of Events Nasional, karena selain daya tarik wisata, juga kontribusi nyata bagi ekonomi kreatif Jogja,” ungkap Wahyu Hendratmoko, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta. Minggu (24/8/2025).
Ia menegaskan bahwa FOS Prawirotaman bukan hanya pertunjukan mode, melainkan juga ajang kolaborasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif.
Dengan mengangkat denim dan batik, FOS 2025 ingin menampilkan identitas lokal yang dipadukan dengan gaya universal.
“Batik sebagai warisan budaya berpadu dengan denim yang berkarakter kuat, menciptakan tren mode yang unik sekaligus relevan di panggung global,” tambahnya.
Ketua Tim Program FOS, Lia Mustafa, menjelaskan bahwa acara ini berawal dari program pendampingan desainer muda di House of Lmar, Jalan Sisingamangaraja, Yogyakarta.
“Awalnya hanya empat sampai enam anak muda yang kami dampingi. Kini sudah masuk angkatan ke-10. Kami ingin memberikan ruang ekspresi agar karya desainer muda bisa menyapa masyarakat luas, bukan hanya tampil di hotel,” kata Lia.
Inisiatif ini kemudian berkembang menjadi festival mode jalanan yang diakui dan ditunggu setiap tahunnya.
Rangkaian acara festival tersebut, dibuka pada 22 Agustus sore dengan pertunjukan Lion Dance Jogja yang melibatkan 100 peserta. Dilanjutkan dengan parade komunitas Funky Kebaya yang dikomandoi desainer kenamaan Lenny Agustin (Jakarta).
Sejumlah desainer ternama Indonesia ikut meramaikan panggung, di antaranya Andrean NR, Soedarna Suwarsa dari Semarang, Febby Ayusta dari Malang, Danny Paraswati dari Jogja.
Gelaran tahun ini juga ada sesi spesial Big Size Fashion Show, sebagai bentuk apresiasi terhadap keberagaman tubuh dan inklusivitas dalam dunia mode.
Selanjutnya pada 23 Agustus sore, panggung akan diwarnai karya 15 desainer muda dari Kulon Progo, termasuk presentasi dari Andrean, desainer muda berbakat yang menorehkan prestasi di berbagai pekan mode nasional.
Sebagai puncak acara, panitia menghadirkan bazar dan fun run bekerja sama dengan Lions Club International. Seluruh hasil kegiatan amal ini akan disumbangkan untuk membantu anak-anak penderita kanker.
Salah satu karya yang ditunggu publik adalah koleksi “Tropis Denim Vibes” dari Tony Winata (Klamb X), yang memadukan batik tropis dengan denim daur ulang bergaya streetwear.
“Karya ini adalah refleksi dari jiwa kreatif, kolaboratif, dan mandiri orang Jogja. Kami ingin menunjukkan bahwa denim juga bisa bercerita tentang budaya dan lingkungan,” jelas Tony.(*)
Penulis : Elis