UMKM Yogyakarta

Lewat JCSF 2025, DinperkopUKM Bangun Ekosistem Startup dan UMKM Digital di Yogyakarta

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perindustrian, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (DinperkopUKM) bekerja sama dengan Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) siap menggelar Jogja Creative Start-Up Festival (JCSF) 2025.

Ajang ini diharapkan menjadi ruang tumbuhnya inovasi, kolaborasi lintas sektor, serta pembentukan ekosistem startup dan UMKM digital yang berkelanjutan di Kota Yogyakarta.

Kepala DinperkopUKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo, menjelaskan bahwa JCSF 2025 merupakan program perdana yang diinisiasi untuk mempertemukan para pelaku startup, penggiat bisnis kreatif, dan investor dalam satu wadah kolaboratif.

“Ini pertama kali diadakan di Kota Yogyakarta, dan kami berharap dampaknya bisa meluas secara nasional. Melalui JCSF, kami ingin menumbuhkan inovasi serta kolaborasi tanpa batas sekaligus menjadi ajang promosi bagi startup lokal,” ujar Tri Karyadi dalam Jumpa Pers JCSF 2025 di PDIN Yogyakarta, Rabu (15/10/2025).

JCSF 2025 menghadirkan empat agenda utama yang dirancang untuk mendorong pengembangan bisnis rintisan secara menyeluruh, yakni Brave Pitch, Start-Up Gallery, Scale-Up Session, dan Founder’s Story.

Brave Pitch akan menjadi ajang kompetisi ide bisnis, diawali dengan penjaringan 40 proposal terbaik, lalu diseleksi menjadi 15 finalis untuk tampil di babak akhir.

Start-Up Gallery akan menampilkan pameran inovasi publik dengan 30 tenant yang memamerkan karya unggulan para peserta.

Scale-Up Session menghadirkan narasumber ahli yang berbagi strategi pengembangan bisnis dan keberlanjutan usaha.

Founder’s Story menampilkan kisah inspiratif para pendiri startup sukses yang berbagi pengalaman membangun bisnis dari awal.

“Kami tidak ingin festival ini berhenti setelah acara selesai. Harapannya, kolaborasi dan pengembangan startup akan terus berlanjut setelah JCSF berakhir,” tambah Tri Karyadi.

Selain menjadi ruang bagi startup, JCSF 2025 juga akan menjadi momentum DinperkopUKM dalam memperkuat pembinaan UMKM berbasis data.

Tri Karyadi menjelaskan, pihaknya terus memperbarui dan memvalidasi data UMKM agar pembinaan bisa lebih tepat sasaran.

Hingga tahun 2023, DinperkopUKM telah memperbarui 7.832 data UMKM yang mencakup alamat, jenis produk, permasalahan usaha, dan intervensi yang dibutuhkan.
Upaya ini dilakukan untuk memastikan kebijakan pembinaan tidak lagi bersifat umum, melainkan berbasis pada data faktual di lapangan.

“Kami punya data by address, by product, by problem, hingga by intervention. Jadi jelas sasaran tembak kami. Tidak lagi mengambang seperti sebelumnya,” terangnya.

Dari hasil pendataan tersebut, sebagian besar UMKM di Yogyakarta mengalami kendala dalam manajemen usaha dan perencanaan bisnis. Banyak pelaku usaha yang belum memiliki rencana bisnis yang matang, sehingga usaha mereka sering berganti-ganti bidang.

“Kami punya tugas berat untuk menstabilkan mereka. Kami arahkan agar memiliki manajemen usaha dan rencana bisnis yang jelas,” ujarnya.

Tri Karyadi juga menekankan pentingnya transformasi digital bagi UMKM dan startup lokal.
Menurutnya, sekitar 90% pelaku UMKM di Yogyakarta sudah familiar dengan platform digital, namun belum konsisten dalam penggunaannya.

“Kami dorong mereka adaptif terhadap teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI). AI itu keniscayaan, mereka tidak bisa menghindar, tetapi harus memanfaatkannya sebaik mungkin kalau tidak mau tertinggal,” jelasnya.

“Kami ingin startup lokal tidak hanya tumbuh sesaat, tetapi berkelanjutan. Ke depan, kami berencana membentuk komunitas startup untuk memperkuat jejaring antar pelaku usaha,” imbuh Tri karyadi.

Dalam berbagai pelatihan dan bimbingan teknis (Bimtek), DinperkopUKM selalu melakukan pre-test dan post-test untuk mengukur kemampuan peserta dalam memanfaatkan platform digital dan pemasaran daring.

Hasilnya, banyak pelaku usaha yang sudah mengenal berbagai aplikasi, namun belum optimal dalam manajemen akun dan data pemasaran digital mereka.

Rangkaian acara Jogja Creative Start-Up Festival 2025 akan berlangsung di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) Yogyakarta dengan jadwal sebagai berikut:

Open Registration & Pengumpulan Proposal Brave Pitch: 13–23 Oktober 2025

Brave Pitch Phase 1: 30 Oktober 2025, pengumuman Finalis: 5 November 2025, Tech Meet Finalist Brave Pitch (Online): 6–7 November 2025, Final Brave Pitch, Scale-Up Session, Founder’s Story, & Awarding: 11–12 November 2025.

Project Manager JCSF 2025, Satya Panggayuh, menjelaskan bahwa kompetisi ini dirancang untuk memperkenalkan startup-startup lokal Yogyakarta kepada masyarakat dan investor potensial.

“Kami ingin menunjukkan bahwa startup-startup Yogyakarta juga layak mendapat perhatian dan dukungan investor. Selain promosi, JCSF juga menjadi sarana mempertemukan para pelaku startup dengan pihak-pihak yang relevan untuk menjalin kerja sama maupun peluang investasi,” kata Satya.

Dalam ajang Brave Pitch, sebanyak 40 peserta akan mempresentasikan pitch deck mereka di hadapan dewan juri. Dari sana, 15 peserta terbaik akan melaju ke babak final pada 11 November 2025.

Lima peserta terbaik akan meraih penghargaan dengan total hadiah sebagai diantaranya juara I: Rp5 juta, juara II: Rp4,5 juta, juara III: Rp4 juta, juara IV: Rp3,5 juta dan juara V: Rp3 juta

Untuk pendaftaran peserta dapat dilakukan secara daring melalui tautan resmi http://tinyurl.com/BravePitchJCSF2025. Informasi lebih lanjut juga bisa diakses melalui akun Instagram resmi @jcsf.2025.(*)

Penulis : Elis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *