INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pasar Terban, Gondokusuman, Kota Jogja direvitalisasi, pedagang sudah melakukan pengosongan dan selanjutnya masuk ke tahap pembongkaran. Proyek dijadwalkan selesai selama tahun ini.
Pasar Terban dikenal dengan pasar unggas atau menjual segala macam daging unggas. Adapun para pedagang sementara akan dipindahkan ke Shelter Pasar di jalan Batikan, Umbulharjo, Kota Jogja selama proses revitalisasi.
Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja Singgih Raharjo mengatakan, proyek Pasar Terban dikerjakan oleh Kementerian PUPR. Namun, Singih tidak membeberkan berapa alokasi dana untuk revitalisasi Pasar tersebut.
“Pasar Terban direvitalisasi dengan anggaran dari Kementerian PUPR, saat ini proses untuk pindah sementara di shelter pasar di jalan Batikan. Kemarin habis dipakai pasar Sentul, terus kemudian gantian,” ungkap Singgih, Kamis (18/4/2024).
Singgih melanjutkan, Pasar Terban nantinya akan dibangun 3 lantai, serupa dengan Pasar Sentul dan Pasar Prawirotaman. Perpaduan pasar tradisional dan pasar modern.
“Dibangun 3 lantai, konsepnya selain pasar Tradisional juga ada untuk ekonomi kreatif. Kayak pasar Sentul, Prawirotaman, tapi ini jauh lebih besar,” ujar Singgih.
Singgih memaparkan, pasar unggas nantinya akan di akomodasi lebih higienis lagi, untuk pemotongan segala macem, kemudian sanitasinya, limbahnya juga akan kelola.
Kabid Pasar Rakyat Dinas Perdagangan Kota Jogja, Gunawan Nugroho, menjelaskan bahwa para pedagang ini dipindah ke selter sementara yang sebelumnya digunakan untuk pedagang Pasar Sentul saat pasar tersebut direvitalisasi, yang berlokasi di jalan Batikan, Pandeyan, Umbulharjo.
Gunawan mengatakan, selter sementara tersebut sudah dipersiapkan sejak sebelum lebaran dan seluruh pedagang sudah mengetahui dimana mereka akan menempati kios sementaranya.
“Kemaren sudah diundi, pedagang sudah tahu dan sepakat,” jelasnya.
Para pedagang melaksanakan pemindahan barang-barangnya secara mandiri. Mereka akan menempati selter sementara selama kurang-lebih delapan bulan.
“Untuk progres pembangunannya nanti kami update dari Kementrian PUPR,” imbuh Gunawan.
Salah satu pedagang plastik dan dos, Heriyanto, menuturkan tidak masalah dengan adanya revitalisasi Pasar Terban, karena memang sudah disosialisasikan sejak lama, walaupun sempat mundur beberapa kali pelaksanaannya.
“Kalau saya tidak masalah,” ujarnya saat melakukan pemindahan di Pasar Sentul.
Heri mengaku, di tempat sementara tersebut ia hanya mendapat kios 1×2 meter. menurutnya terlalu sempit untuk dagangannya.
“Saya hanya dapat 1×2 meter. Untuk berusaha susah, untuk barang barang susah. Apalagi barang saya besar-besar. Kalau ini [di Pasar Terban] 3×4 meter,” ucapnya.
Di sisi lain Heriyanto juga belum mengetahui bagaimana penempatan dan sistem yang berlaku di Pasar Terban setelah revitalisasi nanti. Saat ini, ia hanya membayar retribusi sebesar Rp2.000 per hari.
“Nanti kontraknya mahal ga, kalau ke sini bayar lagi ga. Kalau aturan lama Cuma bayar retribusi tidak masalah,” ujarnya.
Semenra itu, salah seorang pedagang Bagas (60) mengatakan, para pedagang diberi waktu tiga hari untuk memindahkan barang-barangnya ke tempat sementara.
“Diberi waktu selama 3 hari untuk mengosongkan, hari ini terakhir. Harusnya kemarin terakhir, tapi karena (tempat) pemotongan di sana (jalan Batikan) belum jadi, dikasih waktu hari ini,” ucapnya.
Diketahui, revitalisasi pasar Terban dijadwalkan mulai dikerjakan usai revitalisasi pasar Sentul selesai. Karena, tempat pindah pasar sementara di jalan Batikan tersebut sebelumnya digunakan oleh pedagang Pasar Sentul.
“Cari tempat (sementara) kan susah sekali, jadi nunggu Pasar Sentul selesai, baru ditempati dari Terban ini,” ungkap Bagas.
Pedagang lainnya, Faisal (42) menambahkan para pedagang sebelumnya diberi sosialisasi soal proyek ini pada 11 Maret lalu. Ia pun mengaku tak masalah jika pasar Terban direvitalisasi.
“Pasar ini memang enak, pasar unggas di tengah kota. Nggak takut pelanggan pergi setelah revitalisasi, Insyaallah kalau pasar ayam kan rata-rata punya langganan suplai warung sendiri jadi aman-aman aja,” ungkapnya.(*)
Penulis : Elis