INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Dalam rangka mewujudkan 0% program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Baznas Kota Yogyakarta gelontorkan anggaran 40 untuk 2 rumah di lokasi yang berbeda pada, Minggu (12/1/2024).
2 RTLH tersebut adalah rumah Sariyem di Singosaren dan rumah Walijan di Kleben Kuncen, kecamatan Wirobrajan, Yogyakarta.
Ketua Baznas Kota Yogyakarta, Syamsul Azhari mengatakan anggaran yang digunakan berasal dari program TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) dan APBD.
“Hari ini ada 2 rumah yang dibedah, anggaran berasal dari APBD juga TMMD. Jadi kita tinggal menambah sedikit untuk peralatan rumah tangga seperti dipan juga kursi dan juga sedikit peralatan dasar. Dimana rumahnya bagus tapi kalau gak ada isinya itu kan ga lengkap, biasanya kita yang ngisi,” ungkap Syamsul. Minggu (12/1/2024).
Syamsul menjelaskan bahwa, Program zakat ini, sudah ada sejak tahun lalu yang peruntukannya untuk sandang, juga pangan, papan, dan pendidikan.
“Jadi tahun 2024, kita intervensi ada 49 rumah. Dan semoga tahun ini bisa lebih baik sesuai dengan target tim zakat,”ucapnya.

Syamsul melanjutkan, Setiap tahunnya bekerjasama dengan TMMD melakukan bedah rumah RTLH 40 rumah dalam kurun waktu satu bulan.
“Kita bekerjasama dengan tim TMMD, setiap seminggu kali lakukan kegiatan bedah rumah, jadi kurang lebih 10 kali ya. Jadi 4 minggu, ada 40 kali kegiatan bedah rumah,” sebutnya.
“Kalau dana yang terkumpul lebih banyak, yang terintervensi mungkin bisa lebih banyak,” imbuhnya.
Syamsul memaparkan, usulan bedah rumah ini berasal dari Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK), Kriteria yang ambil, dari LPMK selanjutnya di verifikasi dan dipilih.
Dengan kategori miskin yang penghasilannya kurang, hanya cukup untuk makan jadi tidak cukup untuk lain-lain, atau bisa jadi makan saja kurang. Batas usia dan latar belakang keluarga juga masuk dalam penilaian.
“Ya, jadi memang usulan dari bawah. LPMK mengajukan usulan ke kita, terus kita verifikasi dengan yang terkait, yaitu yang kita pilih,” ucap Syamsul.
Calon Wali Kota Yogyakarta terpilih, Hasto Wardoyo, turut hadir dan memberikan sambutan kepada warga setempat. Hasto menyebut kehadirannya untuk latihan, Dia juga mengatakan berdasarkan catatannya di tahun 2023 masih ada 1.900 RTLH yang harus dibantu. Hasto berkomitmen akan membantu Baznas untuk mencapai target tersebut.
“Hari ini saya memang belajar lah, supaya nanti saya tahu dan bisa melihat seperti apa respon warga terhadap Gotong Royong. bila sanggup, besok kalau sudah menjabat program Basnaz ini bisa diteruskan, insya Allah kalau saya jadi wali kota. Berdasarkan data akhir tahun 2023 itu 1.900 sekian RTLH yang harus dibantu,” ucapnya.
“Saya akan membantu ikut membesarkan Basnaz, kemudian juga membantu agar masyarakat bisa Gotong Royong. Hanya kuncinya, kalau kita mengumpulkan dana dari masyarakat, itu harusnya pertama legal, yang kedua itu tekno-tekno, entek terus hono, entek terus hono. Berarti jangan ditumpuk gitu, harus segera dipakai,” imbuhnya.

Hasto juga bilang akan mewujudkan Jogja bersih sampah, Dia akan mengajak masyarakat untuk bergotong royong peduli pada urusan sampah.
“Nanti akan ada petugas yang datang untuk ambil sampah dari rumah ke rumah,” kata Hasto.
Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Wisnu Sabdono Putro mengatakan langkah Hasto sebagai Wali kota Jogja terpilih cukup bagus, sehingga program-program yang memberi pelayanan yang baik ke masyarakat bisa dilanjutkan.
“Ya bagus sebagai langkah awal Pak Hastro nanti sebelum dilantik. Artinya program-program yang sudah ada nanti bisa dilanjutkan, akan didorong melalui kerjasama dengan CSR dan Basnaz supaya nanti RTLH, juga pendidikan bisa dicover sama-sama,” kata Wisnu.
Selain itu satu pemilik rumah yang dibedah di Singosaren, Wirobrajan, Yogyakarta, Sariyem(54) berstatus lajang dan tinggal sendiri. Pekerjaanya buruh tidak tetap menyablon plastik bila ada pesanan, berdasarkan keterangan warga sekitar untuk makan pun masih dibantu warga setempat.
Dia merasa bersyukur rumahnya mendapat bantuan dari program RTLH. Dia mengaku atap rumahnya bocor dan mau roboh, selama 2 tahun dan baru tahun ini pengajuannya di kabulkan.
“Bersyukur ada yang memperbaiki, kalau musim hujan atap bocor sampai pada jatuh gentengnya, rumah sudah mau roboh sudah dua tahunan,” kata Sariyem.(*)
Penulis : Elis