INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Akademisi Universitas Gadjah Mada, menyoroti euforia kemenangan Prabowo-Gibran yang dinilai tenang, di tengah ramainya sidang sengketa Pilpres 2024 yang bergulir di Mahkamah Konstitusi (MK).
Ahli Tata Kelola Pemilu yang juga Akademisi UGM, Mada Sukmajati, berpendapat bahwa kemenangan pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 terlihat tidak terlalu semarak.
“Saya melihat pemilu 2024 cenderung tenang. Kesan saya, euforia kemenangan Prabowo-Gibran tidak besar,” katanya. Rabu (3/4/2024).
Menurutnya, kebanyakan masyarakat dari berbagai elemen masih menunggu karena ada gugatan di MK dan isu bergulirnya hak angket di DPR-RI.
“Ini menarik untuk didiskusikan kenapa euforia ini tidak berkembang padahal menang satu putaran,” jelasnya.
Mada pun membeberkan pengamatannya, ada dua kemungkinan euforia kemenangan Prabowo-Gibran tak terlalu meriah.
“Pertama masyarakat menganggap terpilihnya Prabowo-Gibran adalah keberlanjutan jadi tak ada perubahan yang signifikan,” ucapnya.
Kedua, adanya anggapan ketidakpastian di kalangan masyarakat karena faktor perekonomian yang mendapat tekanan dari luar.
Selain itu, Mada justru melihat adanya perkembangan yang lebih baik pada Pilpres 2024, dibanding dua pilpres sebelumnya. Hal itu, lantaran tidak terjadinya polarisasi yang kuat seperti saat Pilpres 2014 dan 2019.
“Polarisasi di pemilu ini tidak setajam di pemilu sebelumnya, yang berbeda dari pemilu 2024 ini dengan dua pemilu sebelumnya adalah polarisasi. Di dua pemilu sebelumnya polarisasi kuat dan pemilu 2024 tidak terlalu,” ujarnya.
Namun, Head of Research Department Pares Indonesia, Arga Pribadi Imawan, mengatakan justru mengemukakan dua poin utama yang membuat Prabowo dan Gibran menarik perhatian.
“Narasi atau bahasa yang muncul dalam tweet netizen untuk Prabowo dan Gibran itu sebetulnya negatif, tapi engagementnya tinggi dan melahirkan premis bagi saya, walau narasi yang diungkapkan negatif selama engagement tinggi maka berpeluang untuk memenangkan kontestasi,” ucapnya.
Menurutnya, konsep politik yang mencuat akhir-akhir ini bisa disebut dengan konsep political drama yaitu konsep politik yang membangun rasa kedekatan pada audiens.
“Ini terkonfirmasi ketika kita melihat nuansa negatif yang muncul ke Prabowo dan Gibran justru secara efek itu membangkitkan kedekatan netizen dengan paslon Prabowo-Gibran,” tandasnya. (*)
Penulis : Fatimah Purwoko
Pendidikan
Yogyakarta
Euforia Kemenangan Prabowo-Gibran Dinilai Tidak Semarak
- by Redaksi
- 03/04/2024
- 0 Comments
- 1 minute read
- 138 Views

Berita Terkait ...
