INTENS PLUS – SINTANG. Rekaman video keluarga pembawa jenazah di Sintang, Kalimantan Barat yang diturunkan secara paksa lantaran tak mampu memberi uang bensin tambahan viral di media sosial.
Direktur RSUD Ade M Djoen Sintang, Ridwan Tony Hasiholan Pane, meminta maaf atas kejadian tersebut. Dia berdalih, tindakan seperti dalam video viral dilakukan oleh oknum, tidak semua sopir RS-nya seperti itu.
Pane mengatakan, pihaknya telah memberikan sanksi sesuai aturan kepegawaian yang ada. Sebab pelaku, berstatus sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
“Sanksinya tentunya sesuai dengan mekanisme aturan pegawai negeri,” tegasnya.
Pane lantas menjelaskan terkait penggunaan ambulans dari RSUD yang mengacu pada Perbup yang ada.
“Dalam Perbup itu sudah ada uang untuk sopir, perawat dan BBM. Jadi semuanya sudah ditanggung,” ungkapnya.
Pane menyebut, sebelum ambulans berangkat BBM selalu dalam kondisi tersedia. Setelah usai mengantar, ambulans pun akan diisi BBM lagi.
“Untuk kejadian tadi malam, sopirnya mengisi dexlite, ini sebenarnya tidak kita rekomendasikan. Kalaupun harus dipakai mendesak, tidak boleh dibebankan ke pasien,” timpalnya.
Sementara itu, sopir ambulans RSUD Ade M Djoen Sintang yang viral berinisial S mengungkapkan, sebelum berangkat, dirinya sempat ditelepon pihak keluarga untuk menanyakan biaya ambulans.
“Saat itu saya jelaskan, biaya untuk ambulans yang akan dibawa berbeda dengan Perbup karena menggunakan dexlite, per liternya Rp 14.900 per liter. Sementara sesuai Perbup BBM yang ditanggung sebesar Rp 9,500 per liter. Nah selisih BBM itu yang saya minta ke keluarga pasien,” kilahnya.
Sebelumnya, viral keluarga pasien diminta sopir ambulans untuk memberi uang bensin saat dalam perjalanan meski sudah membayar secara resmi di kasir RSUD Ade Muhammad Djoen Sintang.
Peristiwa ini pun ramai menjadi sorotan usai dibagikan akun X @heraloebss Selasa (16/7/2024).
Dalam video yang dibagikan terlihat keluarga jenazah yang menangis penuh emosi di pinggiran jalan.
Seorang pria lantas menjelaskan, ia bersama jenazah dan keluarga diturunkan di SPBU lantaran tidak mampu memberi uang bensin tambahan kepada sopir ambulans.
“Kata supirnya bang minta duit 500 ribu untuk beli minyak, aku bilang aku gak punya duit udah kami bayar di kasir, oh gak bisa gitu itu urusan saya dengan kasir gak ada urusan katanya,” jelas pria tersebut.
Sementara untuk kronologis dipaparkan bahwa mobil ambulans tersebut digunakan untuk membawa jenazah warga yang baru saja meninggal usai melahirkan.
Mobil ambulans tersebut rencananya akan digunakan untuk membawa jenazah ke Nanga Mau.
Sebelumnya pihak keluarga dimintai Rp1,65 juta oleh sopir ambulans. Setelah dikomunikasikan oleh anggota dewan Sintang dengan pihak RSUD akhirnya penyerahan sesuai harga resmi sebesar Rp690 ribu di kasir oleh Santosa, anggota komisi A DPRD Sintang.
Namun setelah mobil ambulans sampai di SPBU Bujang Beji supir tersebut kembali meminta uang untuk membeli BBM sebesar Rp1 juta.
Lantaran pihak keluarga mengaku tidak punya uang, akhirnya permintaan diturunkan menjadi Rp500 ribu.
“Sudah disampaikan kalau beliau sudah bayar Rp600rb di kasir eh malah di jawab sopir ambulance, kalau di kasir urusan di kasir sini urusan dengan saya kata sopir ambulance, lalu diturunkan di SPBU jenazah tanpa ada belas kasihan,” papar akun @heraloebss.
Alhasil keluarga jenazah pun hanya bisa menangis pilu di pinggir jalanan SPBU perihal kelanjutan nasib jenazah keluarga yang mereka bawa.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
Headline
Regional
RSUD Ade M Djoen Sintang Berdalih Sopir Minta Uang BBM Cuma Oknum
- by Redaksi
- 17/07/2024
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 95 Views

Berita Terkait ...
