Sorotan Yogyakarta

UPN Veteran Yogyakarta Merasa Tertuntut Moral dalam Kasus Penembakan Solok

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Kasus polisi tembak polisi di Solok, Sumatera Barat (Sumbar) pada pekan lalu, membuat prihatin berbagai kalangan. Salah satunya, adalah Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta Mohammad Irhas Effendi.

Keprihatinan ini muncul, karena insiden tersebut diduga berkaitan dengan tambang ilegal. UPN Veteran Yogyakarta sebagai kampus yang unggul dalam mencetak lulusan pertambangan, merasa memiliki tuntutan moral.

“Jadi ada sesuatu menarik, UPN Veteran Yogyakarta bertanggung jawab secara moral. Karena kami meluluskan banyak pertambangan yang sekarang duduk di banyak perusahaan besar sampai di pemerintahan,” sebut Irhas diwawancarai wartawan.

Irhas lantas membeberkan, pernah menerima undangan untuk dialog tentang masa depan industri tambang Indonesia yang dibingkai dalam semangat bela negara.

“Jadi kami tahu banyak kritik di dunia pertambangan. Kalau bela negara kan harus cinta tanah air. Konsep bernegara, kemudian rela berkorban. Tentu di dunia tambang jadi sangat penting,” tegasnya.

“Bagaimana cinta tanah air harus diwujudkan dalam bentuk implementasi di industri pertambangan,” imbuhnya.

Perilaku ilegal, kata Irhas, membuat kontribusi terhadap negara berkurang. Praktik tersebut dianggapnya jelas mencederai sikap bela negara.

“Tidak cinta, tidak rela berkorban, tidak taat berbangsa bernegara. Esensinya, taat pada perundang-undangan kalau ilegal itu tidak mengikuti peraturan perundangan,” jelas Irhas.(*)

Penulis : Fatimah Purwoko/Elis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *