Headline Seni Budaya Yogyakarta

Keindahan Janur Kuning yang Penuh Filosofi Dalam Pernikahan

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Salah satu dekorasi penting dalam pernikahan Jawa adalah keberadaan daun kelapa muda berwarna kuning yang disebut janur kuning. Bukan hanya memperindah suasana nan sakral, janur kuning penuh dengan filofosi kehidupan.

Dalam buku Tanaman Kultural dalam Perspektik Adat Jawa dalam Aspek Kajian Filosofi karya Purnomo, tertulis makna janur kuning secara linguistik.

Janur kuning berasal dari kata jan yang artinya jannah. Jannah adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti ‘surga’, dan kata nur artinya ‘cahaya’. Sementara pada kuning, tersemat kata ‘ning’ yang merujuk pada istilah Jawa wening yang artinya ‘suci’. Jadi, maksud janur kuning adalah untuk mengingatkan kedua calon pengantin kepada Mahasuci yang memiliki surga.

Janur kuning pun dapat diartikan sebagai filosofi bahwa manusia dalam menggapai tujuan yang suci harus diniatkan karena Allah SWT. Dalam upacara pernikahan, janur kuning juga dijadikan simbol harapan akan diberi rumah tangga yang indah.

Salah satu pernikahan agung yang segera akan dilaksanakan adalah Dhaup Ageng Pura Pakualaman pada Rabu (10/1/2024) besok. Pada pernikahan putra kedua Paku Alam (PA) X itu dipenuhi oleh dekorasi juluran janur.

Perhimpunan kelompok pembuat janur Mayasari Indonesia, sedang melakukan proses pembuatan Janur Pengantin, Senin (8/1/2024) | Foto : Elis

Kanjeng Raden Ngaten Tumenggung Sitaningrum, Ketua Mayasari Indonesia, pun menjelaskan janur kuning merupakan bagian dari kehidupan manusia. Menggambarkan perubahan manusia itu bertumbuh sejak kecil sampai dewasa.

“Ada namanya kembar mayang untuk memberikan kehidupan yang lebih baik di masa depan,” lontarnya diwawancarai Intens Plus, Senin (8/1/2024).

Sitaningrum membeberkan, dalam Dhaup Ageng Puro Pakualaman, pihaknya menyiapkan sebanyak 400 papahan janur kuning. Selain itu, dibutuhkan pula sebanyak 50 batang bambu untuk membuat umbul-umbul.

“Dhaup Agung akan memakai umbul-umbul 7,5 meter. Ada bawahan, gunungan, dan lengis,” sebutnya.

Keindahan janur kuning, ungkap Sitaningrum, bahkan telah diakui dunia. Melalui Paguyuban Mayasari Indonesia, janur kuning telah sampai di Amerika Serikat, Monaco, dan Jepang.

“Kami mendapat award tahun 1980-an. Ini (tradisi merangkai janur kuning) akan kami teruskan sehingga tradisi yang berkembang akan diberikan ke anak cucu,” lontarnya.(*)

Penulis: Fatimah Purwoko/Elis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *