Travel Yogyakarta

Menyongsong Indonesia Emas 2045 ; Pariwisataan DIY Jadi Gerbong Go Internasional

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pariwisata merupakan jantung dari denyut ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Maka diperlukan sinergi berbagai pihak untuk meneguhkan kepariwisataan di DIY agar tersohor sampai ke mancanegara, menaiklevelkan dari domestik ke internasional.

Kepala Dinas Pariwisata DIY sekaligus Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo, menegaskan bahwa DNA atau penggerak ekonomi di DIY memang pariwisata.

“Dari segi pariwisata, bisa mengerek gerbong-gerbong yang lain,” cetusnya diwawancarai dalam sela gelaran Refleksi Hari Pers Nasional (HPN) dengan tema ‘Pariwisata Yogya Menyongsong Indonesia Emas 2045’ di Gedung PWI DIY Jalan Gambiran 45 Yogyakarta. Minggu (17/3/2024).

Singgih bilang, pariwisata digadang jadi komponen utama yang menghidupkan sosial, ekonomi, dan budaya di DIY. Salah satu yang dapat menjadi contoh adalah keberadaan Sumbu Filosofi.

Diakuinya Sumbu Filosofi sebagai waeisan dunia oleh UNESCO, kata Singgih, membuka gerbang bagi dunia untuk menggenal DIY. Sehingga otomatis juga akan berdampak pada geliat pariwisata di DIY.

“Jadi kita tidak hanya terkemuka bagi wisatawan domestik, tapi juga mancanegara. Itu merupakan kesempatan kita untuk menaiklevelkan dari domestik ke Internasional,” serunya.

Menyinggung terkait HPN, Singgih mengatakan bahwa pers memiliki kontribusi yang bagus dan peranan yang cukup penting. Bahkan dalam pentahelik pengembangan pariwisata di DIY, pers jadi salah satu bagiannya.

“Media punya peran penting untuk bisa menyuarakan dan ekplorasi tempat menarik, aktivitasnya punya daya dorong untuk promosi pariwisata,” ujarnya

Singgih pun mengakui jangkauan pers, dalam hal ini PWI, sangat luas. Terlebih dengan terbukanya akses digital, pemberitaan tentang kepariwisataan di DIY dapat dijangkau oleh seluruh dunia.

“Jangkauan dari PWI sangat luas baik nasional, internasional, maupun lokal. Sekarang dengan adanya digital yang mudah diakses, saya kira peran PWI semakin luas dan massif tanpa mengenal waktu,” tandasnya.

Ketua PWI DIY, Hudono, menjelaskan bahwa penyelenggaraan Refleksi HPN 2024 merupakan agenda nasional. Namun pikahnya mengambil inisiatif untuk membahas tema yang spesifik, yaitu ‘Pariwisata Yogya Menyongsong Indonesia Emas 2045’.

“Banyak aspek yang perlu diungkap. Wartawan selama ini banyak meliput destinasi pariwisata tapi belum tentu dia paham filosofi dan sejarah,” cecarnya.

Oleh sebab itu, PWI gelar diskusi Refleksi HPN yang menghadirkan narasumber kompeten, yaitu Pj Wali Kota Yogyakarta sekaligus Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo. Kemudian mewakili representasi rakyat ada Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Danang Rudiyatmoko.

“Kami membahas keterlibatan atau aspirasi rakyat bisa dikomunikasikan menyongsong Indonesia Emas 2045 khususnya di bidang pariwisata,” katanya.

Lebih dari itu, kata dia, lebih penting konteks bagaimana wartawan melakukan kerja profesional jurnalistik. Dalam konteks HPN dan refleksi, diperlukan telaah sejauh mana wartawan bukan saja mempromosikan, tapi juga mencerdaskan masyarakat dalam melihat pariwisata di Kota Yogyakarta pada porsinya.

“Selama ini banyak yang tercecer dan tidak terungkap. Ini fungsi pers untuk mengungkap potensi pariwisata di DIY,” sebutnya.(*)

Penulis : Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *