INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X mendukung kerja sama antara antarwilayah dalam pengelolaan sampah secara mandiri.
Sri Sultan bilang, kolaborasi pengelolaan sampah mandiri telah dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul. Dia lantas berharap langkah ini mampu menginspirasi wilayah lain untuk melakukan upaya-upaya serupa dalam pengelolaan sampah secara mandiri.
“Tentu saya mendukung kerja sama ini. Seperti Kota (Yogyakarta) yang tidak punya lahan, kemudian melakukan proses pengolahan sampahnya di Bantul. Makanya saya berharap siapa tahu dengan kerja sama dua pihak ini justru bisa tumbuh upaya-upaya serupa dari kabupaten lain untuk terus berproses,” ujarnya. Minggu (19/5/2024).
Sri Sultan pun membeber, pengelolaan sampah yang akan dilakukan di TPST Bawuran, Pleret, Bantul, DIY itu akan menghasilkan produk dengan nilai ekonomis bagi masyarakat sendiri. Untuk itu, perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk membuang sampah di tempat yang telah ditentukan.
“Saya justru khawatir industri (pengolahan sampah) akan kekurangan bahan karena ada kapasitas yang perlu dipenuhi. Takutnya nanti malah rugi karena tidak memenuhi kapasitas. Soal hasilnya, saya harap juga bisa diserap oleh UMKM, karenanya UMKM kita juga harus ikut berkembang,” ucapnya.
Sri Sultan pun mengimbau para lurah untuk bisa berperan dalam upaya pengelolaan sampah di wilayahnya.
“Kepada lurah-lurah, saya juga akan menyampaikan bahwa lurah juga punya tanggung jawab terhadap pengelolaan sampah di wilayahnya masing-masing. Karena kami sudah membantu Kalurahan sebesar Rp100 juta perkalurahan, sehingga saya akan menuntut lurah untuk berperan serta dalam hal pengelolaan sampah,” imbuh Sri Sultan.
Menanggapi, Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan, pihaknya siap mengelola sampah secara mandiri. Termasuk menjadi mitra dari Pemkot Yogyakarta dalam skema transisi. Dijelaskan, Intermediate Treatment Facility (ITF) Pusat Karbonasi yang berada di Bawuran, Plert, Bantul menempatkan peralatan pengolahan sampah yang mampu mengolah sampah sampai dengan 100 ton/hari.
“Sampah yang diterima dari kota nantinya dilakukan pemilahan, kemudian dikarbonasi untuk sampah yang bersifat residual. Dengan demikian sampah akan selesai, tuntas ditempat itu dan ini akan meningkat secara untuk skala dan kapasitas pengelolaannya,” ungkapnya.
Menurut Halim, untuk sementara ini pihaknya baru akan mengoptimalkan sampai dua modul saja dengan kapasitas 50 ton. Secara bertahap nantinya kapasitas pengolahan akan dimaksimalkan sampai 100 ton. Pengolahan yang lebih modern juga tengah disiapkan di sebelah TPST Bawuran, yakni mengolah sampah menjadi papan yang bisa digunakan di sektor industri lanjutan.
“Melalui program Bantul Resilient Green City, proses pembangunan akan terus dilanjutkan dengan pembangunan pabrik pengolah sampah yang mampu mengolah hingga 200 ton perhari. Selain itu juga akan diproduksi sampah organik itu pupuk kompos yang akan dimanfaatkan untuk memberikan dukungan ke lumbung mataram DIY,” katanya.
Sementara itu, Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, proses pengiriman sampah ke Bantul untuk diolah sudah dilakukan sejak pertengahan April 2024 lalu. Dan kerja sama ini merupakan tindak lanjut kolaborasi yang sudah terjalin sebelumnya. Selanjutnya, sebanyak 60 ton sampah dari Kota Yogyakarta bisa diolah Pemkab Bantul.
“Total sampah yang belum tertangani dan kami kerja samakan dengan Bantul ada sekitar 60 ton, jadi harapannya tidak ada lagi sampah yang tersisa di Yogyakarta. Mesinnya dari Bantul dan modalnya kami membeli jasa. Ini juga salah satu solusi kami lantaran lahan sempit di kota,” jelasnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko
Ekonomi
Yogyakarta
Sultan Dukung Kerja Sama Antarwilayah Kelola Sampah Mandiri
- by Redaksi
- 20/05/2024
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 91 Views

Berita Terkait ...
