INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Mendedikasikan diri sebagai kota pendidikan, pariwisata, dan budaya, membuat Yogyakarta punya daya tarik yang kuat. Namun mengiringi dampak positifnya, Kota Yogyakarta ternyata juga terkena imbas oleh potensinya sendiri.
Membahas itu, dua kandidat bakal calon Wali Kota Yogyakarta yang akan berlaga di kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Yogyakarta 2024 mengemukakan visi dan misinya dalam diskusi “Yogyakarta Kini dan Esok: Menghadirkan Transportasi yang Mendukung Pariwisata Berkelanjutan”. Dua kandidat tersebut adalah M Afnan Hadikusumo dan Dr (Can) Arianto SE MM.
Dalam diskusi, Afnan Hadikusumo melempar materi terkait kesesuaian visi misi yang disusunnya dengan program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemprov) DIY.
“Visi misi yang kami susun adalah menuju Yogyakarta yang tertib, aman, bersih, berkemajuan, berdasarkan tradisi atau budaya masyarakat Yogyakarta. Itu mimpi kami,” lontarnya. Jumat(31/5/2024).
Afnan bilang, melalui 3 potensi itu Kota Yogyakarta sebetulnya mampu berkembang. Sebab pendidikan, pariwisata, dan budaya menumbuhkan perekonomian. Bahkan, potensi tersebut dapat berdampak pada berbagai sektor.
“Dengan potensi itu, timbal balik banyak lembaga pendidikan yang berdiri, kos, warung kopi, restoran, tempat makan, kafe. Dan bidang jasa lain hidup, angkutan kota juga hidup,” sebutnya.
Namun di samping itu, Anggota DPD Dapil DIY ini membeberkan, luas Kota Yogyakarta yang hanya 32,5 kilometer persegi dengan jumlah penduduk sekitar 400 ribu orang.
“Problematika, (luas Kota Yogyakarta yang hanya) 1,25% luas DIY, banyak. Jumlah manusia banyak dan luas terbatas,” ujarnya.
Afnan menjabarkan, problematika di Kota Yogyakarta yang berhasil dipetakan olehnya. Antara lain, hubungan sosial menurun, masalah transportasi, pertanahan, sampah, dan ketertiban yang perlu dientaskan.
Sementara Arianto, mengawali jabaran visi misinya dengan mengungkap bahwa dirinya belum punya pengalaman politik.
“Tapi ada dorongan dari masyarakat dan atas seizin keluarga, jadi saya memberanikan diri maju,” bebernya.
Sepakat dengan Afnan, Arianto pun mengatakan bahwa Kota Yogyakarta menonjol dalam bidang pendidikan, pariwisata, dan budaya.
Pria asli Bojonegoro, Jawa Timur yang masuk ke Yogyakarta pada 1994 ini membeberkan pengamatannya terhadap pengembangan potensi di Kota Gudeg beserta dampaknya.
Tidak dipungkiri, dia merasakan perubahan. Menurutnya, Kota Yogyakarta mengalami masalah macet, kenakalan remaja, dan terjadinya akulturasi budaya.
“Bonus budaya, untuk mengenalkan budaya ke luar daerah bahkan dunia. Sehingga menjadi budaya yang campur aduk. Apa yang terjadi di jalan dan sekolah menjadi perhatian kami,” ujarnya.
Salah satu gagasan utama yang dicanangkan oleh Arianto dalam mengentaskan masalah di Kota Yogyakarta adalah membidik pertumbuhan ekonomi.
“Bagaimana Yogyakarta menjadikan kota pariwisata yang unggulan dan berkelanjutan, berdaya saing, berbudaya lokal, dan sebagai pusat pengembangan UMKM,” sebutnya.
Arianto pun memaparkan, salah satu organisasi yang telah dibentuknya dengan jumlah anggota 500 UMKM.
“Kami fokus mengurangi pengangguran. Februari ada 10 ribu pengangguran. Ini menjadi fokus kami,” lontarnya.
Arianto sendiri mengaku bergerak dalam pendidikan hotel dan kapal pesiar. Dia bermaksud memasifkan potensinya untuk mengentaskan lebih banyak pengangguran di Kota Yogyakarta dalam menumbuhkan perekonomian.
“Secara real di pendidikan hotel kapal pesiar, akan jadi hal yang kami wujudkan jika masyarakat Yogyakarta memberikan amanah bagi kami,” ujarnya.
“Kalau kami jadi penentu kebijakan, kami bisa entaskan 1.000 pengangguran terutama ke luar negeri sebagai tenaga profesional,” imbuhnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko/Elis
Politik
Yogyakarta
Afnan Hadikusumo dan Arianto Bicara Pariwisata Berkelanjutan di Yogyakarta
- by Redaksi
- 31/05/2024
- 0 Comments
- 2 minutes read
- 74 Views

Berita Terkait ...
