INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta menegaskan pentingnya persatuan ASEAN dan dialog damai dalam menghadapi situasi geopolitik di kawasan Asia Tenggara, khususnya terkait dinamika antara Kamboja dan Thailand.
Hal ini ia sampaikan dalam sesi wawancara dengan media saat menjawab pertanyaan terkait kondisi terkini dua negara tersebut.
Dalam pernyataannya, Ramos Horta mengapresiasi peran aktif Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN yang dinilai sigap mempertemukan pihak-pihak terkait untuk menghindari eskalasi konflik.
“Pertama-tama saya harus mengucapkan terima kasih dan selamat kepada Perdana Menteri Anwar, Ketua ASEAN kami, atas inisiatif yang bergerak cepat dalam mempertemukan kedua negara.
Kedua belah pihak kini berdialog untuk segera menyepakati penghentian permusuhan dan fokus mengatasi akar permasalahan,” kata Ramos Horta usai melaksanakan kuliah umum di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia menekankan bahwa isu perdamaian dan stabilitas regional adalah prioritas utama ASEAN, dan menjadi kepentingan bersama yang harus terus dijaga.
“Kami bekerja keras menjaga persatuan ASEAN demi kawasan dan seluruh anggotanya. ASEAN memiliki hampir 700 juta penduduk yang tinggal di wilayah strategis, baik dari segi maritim maupun udara, serta memiliki sumber daya yang besar,” tambahnya.
Pererat Hubungan dengan Indonesia
Dalam kesempatan yang sama, Ramos juga menyoroti hubungan kuat antara Timor Leste dan Indonesia, khususnya di bidang perdagangan, investasi, dan pendidikan.
“Sekitar 70 persen dari aktivitas perdagangan kami berlangsung dengan Indonesia. Meski sebagian besar masih berupa impor, kami berharap investasi Indonesia di sektor pariwisata dan pertanian terus berkembang,” ujarnya.
Ia menyebut beberapa proyek pariwisata yang tengah dibangun oleh investor Indonesia di kawasan Jili, termasuk hotel bintang lima dan fasilitas pendukung lainnya.
Ramos juga menyampaikan rasa bangganya terhadap jumlah mahasiswa Timor Leste yang menempuh pendidikan di Indonesia, termasuk di Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Ada lebih dari 200 mahasiswa kami di sini, dan sekitar 3.000 secara keseluruhan di Indonesia. Saya sangat senang dan ingin memperkuat kerja sama pendidikan, termasuk pertukaran pelajar dan program kemitraan universitas,” tuturnya.
Ia menutup sambutan dengan menegaskan bahwa ASEAN hanya akan kuat jika semua negara anggotanya bersatu.
“Kita hanya bisa menjadi kuat jika kita bersatu. Itulah yang harus selalu diingat oleh seluruh negara di kawasan ini,” pungkasnya.(*)
Penulis : Elis