Kesehatan Yogyakarta

BPJS Kesehatan Siapkan Transformasi Pelayanan Kesehatan

INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Indonesia akan segera menjalani reformasi pelayanan kesehatan pada 2024. RSIY PDHI jadi salah satu rumah sakit yang melakukan persiapkan dengan menggelar rapar kerja.

Direktur RSIY PDHI, dr. H. Bima Achmad Binarutama, M.P.H mengatakan, pihaknya sedang melakukan kesiapan rumah sakit dalam menyongsong reformasi pelayanan kesehatan.

“Sehingga bagaimana RS melihat situasi perubahan dan bagaimana menyiapkan strategi dalam menyiapkan perubahan tersebut,” katanya dalam rapat kerja dengan tema Kesiapan Rumah Sakit Menyongsong Transformasi Pelayanan Kesehatan Ke Depan di Hotel Grand Rohan Jogja, Rabu(20/12/2023).

Bima mengungkap, layanan di RS-nya terafiliasi dengan BPJS. Bahkan, mayoritas pasien di RSIP PDHI merupakan pengguna manfaat BPJS.

“Masih mayoritas BPJS sekitar 75 persen. Tapi pasien non-BPJS semakin meningkat juga,” bebernya.

Dalam menunjang pelayanan, RSIY PDHI pun menambah produk pelayanannya. Antara lain operasi bedah syaraf, juga beda toraks, dan otopedi spine.

“Pelayanan poliklinik anti nyeri di sini juga sudah bisa melaksanakan. Sehingga untuk operasi yang sulit bisa difasilitasi,” imbuhnya.

Khusus untuk sakit nyeri, RSIY PDHI pun mengembangkan pelayanan yang lebih unggul dari RS lain di DIY.

“Mungkin di RS lain masih menggunakan guiding USG. Tapi di RS kami akan kami kembangkan ke radio frekuensi sehingga untuk treatment bisa benar-benar tepat sasaran,” jelasnya.

Saat ini, layanan tersebut baru dapat dimanfaatkan oleh pasien non-BPJS. Namun, RSIY PDHI tengah menyusun pengajuan, agar pemanfaatan layanan dapat dirasakan oleh masyarakat luas.

Direktur Utama BPJS Kesehatan RI, Prof. Dr. Ali Gufron Mukti, M.Sc., Ph.D pun menegaskan, pihaknya ingin memberikan layanan terbaik bagi peserta JKN. Hal itu dilakukan dengan transformasi mutu yang ukurannya lebih mudah, lebih cepat, dan setara (non-diskriminasi).

“Di RSIY PDHI ini sangat luar biasa. Pasien bisa dipinjamkan kamar VIP jika diperlukan, tanpa tambahan biaya. Jadi saya kira ini satu hal yang patut dan bisa dicontoh,” ujarnya.(*)

Penulis: Fatimah Purwoko

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *