INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) melalui Tim dosen terdiri dari Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penelitian perkuat perekonomian kepada keluarga purna migran di Desa Resapombo, Doko, Blitar, Jawa Timur.
Berkolaborasi dengan Talithakum Indonesia dan pemerintah Desa Resapombo, Tim dosen tersebut terdiri dari Nobertus Ribut Santoso, S.S., M.A., Ph.D selaku Ketua Tim, R.A. Vita N.P. Astuti, Ph.D., Sherly Hindra Negoro, S.I.Kom., M.I.Kom., Brahma Putra Pratama, S.S., M.Si., dan Sekhar Chandra Pawana, SH., MH dari Fakultas Hukum UAJY,
“Kajian ini, kami lakukan sebagai komitmennya pada kaum marginal dan mendorong terwujudnya inklusivitas yang selaras dengan SDGs nomor 17, yaitu untuk mencapai tujuan kemitraan dalam memperkuat harmonisasi dan perekonomian keluarga purna migran,” ungkap Nobertus Ribut Santoso selaku Ketua Tim Dosen UAJY pada keterangan Senin, (10/2/2024).
Nobertus melanjutkan, program ini dirancang secara komprehensif melalui pendekatan live-in di rumah warga, wawancara mendalam, Focus Group Discussion, dan Appreciative Inquiry.
“Dengan slogan Keluarga Tangguh Ekonomi Tumbuh, program pemberdayaan ini bertujuan untuk membuat keluarga semakin harmonis. Kami yakin jika keluarga harmonis dan tangguh, maka perekonomian akan tumbuh,” ujar Nobertus.
Diketahui, aktivitas pengabdian dalam bentuk penelitian ini telah dimulai dari Januari 2024 hingga Desember 2025. Selanjutnya berlanjut pada sosialisasi program Keluarga Tangguh yang dilaksanakan pada tanggal 17-19 Oktober 2024.
Kemudian, dilanjutkan lagi berupa pelatihan kewirausahaan dan komunikasi pemasaran sebagai bagian dari Program Ekonomi Tumbuh diselenggarakan pada tanggal 23-25 Januari 2025.
Selain itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini, mendapat dukungan dana yang diperoleh dari United Board for Christian Higher Education in Asia (United Board) dan Kampus UAJY.
Warga desa Resapombo menyambut dengan antusias. Linawati, salah satu warga mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut, telah membuka wawasan masyarakat khususnya dalam komunikasi keluarga.
“Banyak hal baru yang kami pelajari, terutama dalam memperbaiki cara berkomunikasi di dalam keluarga,” ucapnya.
Kepala Desa Resapombo, M. Sokeh, juga menyambut baik inisiatif dan memfasilitasi pelaksanaan dengan melakukan pendampingan kepada warga Resapombo.
“Ada banyak warga Resapombo yang bekerja ke luar negeri. Fenomena ini meninggalkan beberapa permasalahan keluarga. Anak-anak tidak mendapatkan pendampingan yang optimal dari orang tua, tingginya perceraian, dan buruknya pengelolaan keuangan keluarga,” jelasnya.(*)
Penulis : Elis