INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta menggelar serah terima CSR hibah APAR (Alat Pemadam Api Ringan), Jumat (9/5/2025) bertajuk ”100 Hari 100 APAR”.
Kegiatan diselenggarakan di Gedung Balaikota Yogyakarta, merupakan bentuk antisipasi terhadap bahaya kebakaran di lingkungan Kalurahan/Kelurahan, serta mendorong partisipasi masyarakat dalam penguatan SKKL (Sistem Keselamatan Kebakaran Lingkungan).
Penggalangan bantuan CSR APAR yang diperoleh dari para donatur pelaku usaha di Kota Yogyakarta, untuk diserahkan kepada masyarakat melalui kelembagaan Rukun Tetangga (RT) agar dapat dimanfaatkan untuk antisipasi bahaya kebakaran di lingkungannya pada kesempatan pertama.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Yogyakarta, Taokhid, S.IP., M.Si menyampaikan hibah APAR diberikan kepada pelaku usaha melalui kelembagaan tingkat Rukun Tetangga (RT).
“Kegiatan CSR ini adalah program ”100 Hari 100 APAR” menyerahkan bantuan hibah 137 unit APAR kepada kepada pelaku usaha yang diserahkan melalui lembaga RT atau RW terdekat dari lokasi usaha para donatur,” ungkap Taokhid pada sambutannya.
Taokhid mengutarakan, bantuan APAR merupakan hasil partisipasi 17 donatur diberikan kepada 24 kampung yaitu RT di Kota Jogja.
“Program ini mengemban amanat Peraturan Daerah No 1 Tahun 2018 yaitu mewujudkan ketangguhan Kota Yogyakarta yang handal terhadap bahaya kebakaran, sejalan dengan mendukung program 100 Hari Kerja Wali Kota/Wakil Walikota Yogyakarta di bidang pengurangan resiko bencana khususnya, juga dalam rangka mendorong partisipasi masyarakat dalam penguatan SKKL sebagaimana tercantum pada amanah Peraturan Wali Kota Yogyakarta Nomor 82 Tahun 2024 tentang Manajemen Strategis Jogja Aman Kebakaran,” paparnya.
Taokhid menjelaskan program “100 Hari 100 APAR” sendiri dicanangkan untuk mempercepat pemerataan fasilitas proteksi kebakaran, terutama di kawasan permukiman padat penduduk.
Dengan dukungan berbagai pihak terkait, hingga hari ini program tersebut telah melampaui target awal.
Ia menjelaskan, bantuan APAR yang disalurkan akan diberikan kepada masyarakat melalui lembaga RT atau RW terdekat dari lokasi usaha para donatur, sebagai bentuk sinergi antara pelaku usaha dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tangguh terhadap risiko kebakaran.
“Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan dalam lima tahun ke depan, setiap RT di Kota Yogyakarta dapat memiliki minimal satu unit APAR. Kami ingin membangun budaya siaga kebakaran di tengah masyarakat.
Karena penanganan awal sangat penting sebelum tim pemadam tiba di lokasi. Maka dari itu, pemeliharaan dan pengisian ulang APAR juga akan menjadi tanggung jawab bersama antara masyarakat dan para pelaku usaha di sekitarnya,” jelas Taokhid.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Yogyakarta, Yunianto Dwi Sutono, memberikan apresiasi kepada para pelaku usaha yang telah memberikan bantuan APAR, serta menyampaikan bahwa keterlibatan aktif masyarakat dan stakeholder menjadi faktor kunci keberhasilan pengurangan risiko kebakaran.
“Melalui kolaborasi pentahelix yang melibatkan pemerintah, dunia usaha, komunitas, kampus, dan masyarakat, mari kita wujudkan Jogja yang lebih aman terhadap kebakaran. Ini bukan hanya program teknis, tetapi juga gerakan sosial untuk perlindungan warga,” ujarnya.
Salah satu warga penerima manfaat, Riyono, perwakilan masyarakat dari RT 21 RW 05 Kelurahan Cokrodiningratan, mengaku senang menerima manfaat hibah APAR selain itu warga di RTnya juga diberikan pelatihan penanganan kebakaran.
“Insyaallah jangan sampai terjadi bencana kebakaran di wilayah kami, saya sangat senang warga kami menerima hibah APAR serta pelatihan dari Hotel Tentrem. Ini penting untuk menanggulangi kebakaran ringan atau sementara,” ucap Riyono.
Ia mengaku, kawasan tempat tinggalnya termasuk cukup padat, meski masih ada sela-sela antar rumah.
“Jarak rumah di area saya agak renggang, jadi kalau satu rumah kebakar, kemungkinan tidak langsung merembet. Karena masih ada jeda antar bangunan, memang pernah ada kebakaran tapi masih dikampung sebelah, Lumayan apinya besar tapi segera tertangani di bantu warga jadi apinya tidak sampai meluas,” kata Riyono.(*)
Penulis : Elis