INTENS PLUS – YOGYAKARTA. Menyambut bulan puasa atau Ramadan, warga Suryatmajan, Danurejan, Kota Yogyakarta menggelar tradisi apeman.
Dalam pemaknaan masyarakatnya, apem mengandung filosofi untuk saling memberi ampunan atau memaafkan, agar dapat menjalankan ibadah dengan baik selama bulan suci Ramadan.
Lurah Suryatmajan Weda Satriya Negara mengatakan, tradisi apeman merupakan agenda rutin tahunan di wilayahnya. Tradisi ini dilaksanakan tiap tanggal 14 Ruwah dalam penanggalan Jawa untuk menyambut datangnya Ramadan.
“Apem adalah untuk saling memaafkan, dari bahasa Arab Affum atau Alwan, Jadi menyambut Ramadan untuk saling memaafkan dan menyambut Ramadan dengan gembira,” ujarnya pada wartawan, Sabtu (24/2/2024).

Weda bilang, tradisi apeman pun jadi media perekat atau keguyuban masyarakat di Suryatmajan. Lantaran terdapat enam kampung yang gotong royong memasak apem untuk dihidangkan bagi satu kelurahan.
“Masyarakat dari enam kampung di Kelurahan Suryatmajan memproduksi apem bersama gotong royong menjadikan guyubnya Kelurahan Suryatmajan,” sebutnya.
Tradisi apeman disambut warga dengan antusias. Salah satunya, Bibin yang merupakan warga Gemblakan Atas RT 09 RW 03.
“Senang, karena ini agenda rutin di kelurahan ini yang merupakan kelurahan budaya. Harapannya semakin tahun semakin bagus,” lontarnya.

Bibin bilang, tradisi apeman ini baginya merupakan sebuah pesta rakyat. Sebab masyarakat dapat menikmati makanan tradisional yang memiliki makna dan filosofi mendalam.
“Saya dapat ketan, kolak, apem, karena ketiga satu-kesatuan. Ini tradisi tapi juga mengarah ke agama. Ustad menyebut semua bermakna sangat bagus. Jadi seperti mau Ramadan, jadi salaing memaafkan, hati kita bersih saat menjalankan ibadah Ramadan,” sebutnya.
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo. Dia mengapresiasi penyelenggara tradisi apeman yang dilaksanakan oleh Kelurahan Suryatmajan.
“Saya apreasi karena penyelenggaraan ini mengingatkan kita sebentar lagi masuk bulan suci. Mari sambut suci Ramadan dengan penuh suka cita. Menyiapkan diri, mental, spiritual, dan fisik yang pada bulan tersebut penuh dengan pahala berlipat ganda,” tandasnya.(*)
Penulis : Fatimah Purwoko