Headline Jateng

Harga Kelapa Parut Tembus Rp 15.000 per Butir, Pedagang Dan Penjual Mengeluh Kelapa Mahal

INTENS PLUS – SRAGEN. Harga kelapa parut di Sragen, Jawa Tengah, terus mengalami kenaikan pasca-Lebaran 2025. 

Berawal dari harga hanya Rp 8.000 per butir, kini harga kelapa parut menembus Rp 15.000 per butir di sejumlah pasar tradisional. 

Salah satu pedagang di Pasar Bunder Sragen, Marsini mengaku menerima banyak keluhan dari pembeli akibat mahalnya harga kelapa parut saat ini. 

“Banyak diprotes, harga kok tidak turun-turun, setelah Lebaran kok tidak turun-turun itu bagaimana,” ucap Marsini menirukan protes konsumen saat ditemui, Minggu (4/5/2025). 

Lonjakan harga kelapa parut mempengaruhi omzet penjualan Marsini turun drastis. Ia menyebut banyak pembeli yang kini beralih ke santan instan. 

“Biasanya beli 5 biji, sekarang hanya 4, kadang yang beli separuh atau seperempat milih santan instan. Karena mahal, lebih memilih santan instan,” ucapnya.

Nasib serupa juga dialami Mujiyono, pedagang kelapa parut lainnya di Pasar Bunder. Ia mengaku omzetnya anjlok hingga 30 persen sejak harga kelapa parut melambung. 

“Yang beli berkurang, beralih ke santan instan. Kalau omzet ya turun sekitar 30 persen. Dari pedagang penjual makanan tradisional itu sudah tidak produksi, karena harga kelapa naik. Ya paling banyak terdampak rumah tangga, sama rumah makan,” ujar Mujiyono.

Mujiono merasakan, kondisi yang dialami saat ini cukup memprihatinkan mengingat harga kelapa parut biasanya hanya berkisar Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per butir. Bahkan saat Lebaran, harga tertingginya hanya Rp 10.000.

“Biasanya waktu Lebaran harga maksimal Rp 10.000, sekarang setelah Lebaran Rp 15.000,” imbuhnya. 

Mujiyono sudah berjualan kelapa di Pasar Bunder sejak 2002, ia menyebut lonjakan harga tahun ini merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah usahanya. 

“Harga paling tinggi sepanjang sejarah. Biasanya dari pengepul Rp 8.000 mentok, paling maksimal Rp 9.000. Pas Lebaran Rp 10.000 mentok. Biasanya habis Lebaran turun, langsung normal,” jelasnya. 

“Dari pengepul saja harganya memang sudah tinggi,” kata Mujiyono.(*)

Penulis : Elis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *